Tidak hanya jutaan rakyat Perancis,
aksi solidaritas ini juga diikuti sejumlah pemimpin dunia. Adapun pemimpin
dunia yang hadir dalam aksi ini di antaranya adalah Presiden Perancis Francois
Hollande, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat John Kerry, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald
Tusk, Ratu Rania Abdullah dari Jordania, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu,
hingga Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud
Abbas.
Aksi dimulai dengan mengheningkan
cipta selama satu menit. Setelah itu, massa bergerak dari Place de la
Republique menuju Place de la Nation sambil meneriakkan kata "liberte"
(kebebasan) dan "Charlie" yang merujuk pada Charlie Hebdo.
Kerabat dari korban penembakan di Charlie Hebdo terlihat memimpin aksi
ini.
Sejumlah spanduk yang dibentangkan
pun memperlihatkan tujuan aksi untuk menolak takut terhadap segala macam bentuk
teror. Misalnya saja spanduk bertuliskan "Saya orang Perancis dan saya
tidak takut". Ada juga spanduk bertuliskan, "Tinta yang harusnya
mengalir, bukan darah".
Presiden Perancis Francois Hollande
mengatakan, aksi jutaan orang hari ini menjadi bukti kalau Paris menjadi ibu
kota dunia. "Seluruh negara akan ikut bangkit," ucapnya.
Selain menewaskan kartunis yang
bekerja untuk Charlie Hebdo, penembakan itu juga menewaskan polisi muslim
bernama Ahmed Merabet. Karena itu aksi di Paris ini juga diikuti warga muslim
Perancis, yang juga menjadi korban akibat aksi terorisme.
Salah satunya adalah Mohamed bersama
istrinya yang beragama Kristen, Isabelle Dahmani dan ketiga anaknya. Menurut
Isabelle, anaknya yang berumur 9 tahun bahkan pernah bertanya "apakah akan
ada orang jahat yang masuk ke rumah?".
Tidak hanya menewaskan 12 orang
dalam penyerangan terhadap Charlie Hebdo, serangan teroris yang
dilakukan oleh kakak beradik Cherif Kouachi dan Said Kouachi, serta Amedy
Coulibaly juga menewaskan setidaknya 5 orang lain.
Satu polwan tewas ditembak oleh
Coulibaly sebelah selatan kota Paris. Tidak hanya itu, Coulibaly juga
menewaskan 4 orang sandera dalam penyanderaan di kosher atau supermarket khusus
masyarakat Yahudi.
Sedangkan Kouachi bersaudara tewas
saat berupaya sembunyi di sebuah gudang percetakan, yang kemudian diketahui dan
dikepung polisi. Keduanya sembunyi dalam gudang di Dammartin-en-Goele, yang
berjarak sekitar 12 kilometer dari Bandara Internasional Charles de Gaulle dan
diduga melakukan perlawanan serta menyandera warga saat akan ditangkap. (KOMPAS.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar