Bertrand Guay/AFP-Getty Images Jutaan orang turun ke jalanan kota Paris sebagai bentuk solidaritas dalam mengutuk terorisme, Minggu (11/1/2015). |
Di ibu kota Perancis, Paris, jumlah
peserta unjuk rasa mencapai 1,6 juta orang. Sementara itu, aksi unjuk rasa di
kota lain diikuti puluhan hingga ratusan ribu peserta, antara lain di kota
Nice, Toulese, Pau, Nantes, Lyon, Marseille, Lille, dan Lyon.
Tidak hanya itu, aksi solidaritas
yang terjadi di Paris bahkan disebut lebih besar dari peristiwa penyambutan
Jenderal Charles de Gaulle seusai berakhirnya Perang Dunia II. Peristiwa
pembebasan Paris yang terjadi pada 26 Agustus 1944 merupakan salah satu
peristiwa bersejarah di Eropa, yang kemudian mengantar Charles de Gaulle
menjadi presiden ke-18.
Selain itu, aksi solidaritas
menentang terorisme juga disebut melebihi pesta warga Paris saat Perancis
menjadi juara Piala Dunia 1998. Setelah legenda sepak bola Perancis Zinedine
Zidane menjadi pahlawan dengan mengempaskan Brasil di final, ada sekitar 1,5
juta orang yang berkumpul di Champs-Elysees untuk merayakan kemenangan perdana
Perancis di ajang olahraga paling bergengsi sejagat raya.
Aksi yang terjadi pasca-penembakan
di kantor majalah satire Charlie Hebdo itu juga melebihi protes
Konfederasi Buruh Perancis (CGT) dalam menolak rencana pemerintah menaikkan
usia pensiun dari 60 tahun menjadi 62 tahun. Dalam demonstrasi yang terjadi pada
12 Oktober 2010 itu, CGT mengklaim ada 3,5 juta orang yang turun ke jalan di
seluruh Perancis. Namun, saat itu polisi hanya menyebut jumlahnya sekitar 1,2
juta orang.
Aksi turun ke jalan yang berlangsung
di Perancis memang tidak hanya diikuti rakyat Perancis. Aksi solidaritas ini
juga diikuti sejumlah pemimpin dunia
Adapun pemimpin dunia yang hadir
dalam aksi ini di antaranya adalah Presiden Perancis Francois Hollande, Perdana
Menteri Inggris David Cameron, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry,
Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Ratu Rania
Abdullah dari Jordania, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, hingga Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Aksi dimulai dengan mengheningkan
cipta selama satu menit. Setelah itu, massa bergerak dari Place de la
Republique menuju Place de la Nation sambil meneriakkan kata "liberte"
(kebebasan) dan "Charlie" yang merujuk pada Charlie Hebdo.
Kerabat dari korban penembakan di Charlie Hebdo terlihat memimpin aksi
ini.
Sejumlah spanduk yang dibentangkan
pun memperlihatkan tujuan aksi untuk menolak takut terhadap segala macam bentuk
teror. Misalnya saja spanduk bertuliskan "Saya orang Perancis dan saya
tidak takut". Ada juga spanduk bertuliskan, "Tinta yang harusnya
mengalir, bukan darah". (KOMPAS.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar