Bahkan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil tidak mempermasalahkan seandainya harga Premium tembus Rp 9.500 per liter.
"Saya bilang harga Premium belum akan dibatasi (walau Rp 9.500 per liter). Saya belum bilang, belum dengar bahkan, anda kali ngomong, mancing saya," ucap Sofyan di Kantornya, Jakarta, Senin (12/1).
Sofyan justru meminta masyarakat membiasakan diri menghadapi fluktuasi harga Premium. Pada 24 Januari 2015 pemerintah akan kembali menghitung harga keekonomian untuk Premium.
"Pokoknya premium kita lepaskan (harga keekonomian, supaya masyarakat terbiasa," tegas Sofyan.
Dia menuturkan, kalaupun harga BBM rendah, pemerintah berharap masyarakat tetap menghemat.
"Perhitungan sekarang harga itu dari 25 Desember - 24 Januari, baru ditentukan harga untuk bulan berikutnya karena pembeliannya sudah dilakukan bulan ini, ditambah kurs, pajak 10 persen PPN, pajak daerah, dan keuntungan alpha pertamina," katanya.
Untuk Solar, Sofyan menegaskan, pemerintah masih akan memberi subsidi Rp 1.000 per liter. Bahkan anggaran untuk subsidi Solar telah disediakan.
"Yang kita alokasikan untuk Solar, Premium tidak ada. Total subsidi Solar kalau dipakai 17 juta kilo liter, maka Rp 17 triliun," tutupnya. (Merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar