Tunjukkan bekas luka - Muanisah yang berangkat menjadi PRT ke Arab Saudi pada tahun 2001 ini mengaku acap kali mengalami penyiksaan. |
"Ada 153 wanita di Dukuh Tempel menjadi PRT di Arab Saudi. Ada yang sukses dan ada yang tidak," ungkap Plh Kepala Desa Balerejo, Sugiyanto, di Demak, Sabtu (20/12/2014).
Sumiyati merupakan PRT di Arab Saudi yang mengalami nasib kurang beruntung. Selama 14 tahun ini bekerja di Arab Saudi, pihak keluarga tak pernah memperoleh kabar yang pasti tentang dirinya. Bahkan, komunikasi pertama yang sempat tersambung, Sumiyati terpaksa harus mencuri kesempatan kabur dari rumah majikan. Saat itu Sumiyati berjalan selama empat jam untuk dapat menuju lokasi Wartel.
Dari pembicaraan dengan keluarganya itu, Sumiyati mengutarakan keinginannya untuk bisa pulang ke kampung halaman.
Ternyata, selama belasan tahun, gadis yang dikenal soleh itu tak pernah digaji oleh majikan. Paspor dan juga identitas diri Sumiyati telah dibakar. Sumiyati mengaku menjadi korban perbudakan kaum jahiliyah. Dirinya diasingkan di lokasi terpencil yang jauh dari ramainya perkotaan. Sumiyati disembunyikan di kandang kambing dan onta saat ada sweeping identitas dari pemerintah Arab Saudi.
"Semua diceritakan sumiyati kepada saya. Selama belasan tahun saya baru mendengar suara dia mas. Dia menangis ketakutan minta tolong. Dia sering disiksa oleh Majikan yang gonta-ganti. Pak Jokowi tolong bawa pulang anak saya, " lirih Ibu Sumiyati, Yatmi (47).
Kabar sadisnya majikan di Arab Saudi dibenarkan oleh tetangga Sumiyati, Muanisah (32). Muanisah yang berangkat menjadi PRT ke Arab Saudi pada tahun 2001 ini mengaku acap kali mengalami penyiksaan dari pihak keluarga majikan. Selama dua tahun bekerja, dirinya sering mendapat perlakuan kasar dari majikan.
Bahkan, pada suatu ketika tanpa sebab yang jelas, tangan kanan Muanisah disabet dengan tajamnya pisau dapur oleh majikan. Beruntung Muanisah melakukan perlawanan sehingga tak sampai putus tangannya.
"Tangan saya mau dipotong kata majikan saat itu. Namun saya lawan hingga akhirnya ditolong oleh anak majikan. Saya dibawa ke dokter," ungkap Muanisah.
Muanisah yang sudah tak tahan dengan kondisi yang menimpanya itu kemudian kabur ke KBRI Jeddah minta untuk dipulangkan.
" Saya kemudian dipulangkan oleh pihak KBRI. Saya kapok dan trauma mas. Orangnya jahat-jahat. Bahkan banyak teman-teman saya yang dipaksa melayani sex oleh majikannya. Untungnya lokasi saya masih di perkotaan, jadi mudah kabur menuju KBRI, " kata Muanisah.(Tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar