Jakarta - WARA - Pemerintah mengisyaratkan bakal menerapkan subsidi tetap
untuk bahan bakar minyak mulai Januari mendatang. Dengan menetapkan besaran
tertentu untuk setiap liter BBM membuat anggaran subsidi pemerintah aman dari
gejolak harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.
"Kami sudah sepakat untuk
terapkan subsidi tetap yang akan dikeluarkan pada Januari 2015," kata
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, Jakarta, kemarin.
Uniknya, kebijakan serupa pernah ada
di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Sosok pemimpin partai kini menjadi
panutan Presiden Joko Widodo.
Kala itu, harga BBM subsidi memiliki
batas atas dan bawah. Harga BBM subsidi eceran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) disesuaikan dengan laju harga minyak global. Setiap awal bulan,
Pertamina menetapkan harga BBM subsidi eceran berlaku.
Sepanjang memerintah, Megawati dua
kali mengubah batas atas dan bawah harga BBM subsidi. Yakni pada 17 Januari
2002 dan 17 Januari 2003.
Jika terwujud, sebenarnya tidak
hanya kebijakan itu yang mengidentikkan pemerintahan Jokowi dengan Megawati.
Sayang, kebijakan satu ini lebih banyak mendatangkan cacian alih-alih pujian.
Yaitu, rencana penjualan gedung
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ini diembuskan sendiri oleh sang
menteri, Rini Soemarno.
Dengan menjual gedung aset negara,
menteri perindustrian dan perdagangan era Megawati itu berharap bisa
meringankan beban anggaran negara.
Walau penjualan ini masih sebatas
niatan, namun sudah keburu mengembalikan kesadaran sebagian orang akan
kegemaran pemerintahan Megawati obral aset negara. Semisal, Indosat dilego ke
Singapura, dan gas tangguh dijual murah ke China.
Terlepas dari itu, menarik ditunggu
kebijakan apa lagi bisa semakin mengidentikkan Jokowi dengan Megawati.
Sehingga, kita bisa bilang 'pemerintahan Jokowi rasa Megawati. (Merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar