Jakarta - WARA - Penanganan banjir di DKI Jakarta tidak akan selesai
dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab disapa Ahok, jika selalu
mengkambinghitamkan pihak-pihak lain.
Karenanya, diharapkan sang gubernur
lebih banyak bekerja dan segera mengambil solusi.
"Mengkambinghitamkan orang lain
itu ciri pemimpin yang tidak mampu. Boro-boro selesai, malah akan timbul
persoalan-persoalan baru," kata Anggota DPR RI dari Dapil III Jakarta,
Tantowi Yahya, di Jakarta, Jumat (13/2).
Tantowi mengaku, sebagai wakil
rakyat dari dapil DKI Jakarta, dirinya sangat tidak nyaman mendengarkan
komentar-komentar Ahok yang menyalahkan pihak-pihak lain, termasuk
gubernur-gubernur DKI Jakarta sebelumnya atas kejadian banjir tahun ini.
Sebab semua orang tahu
gubernur-gubernur terdahulu sangat longgar dalam pengelolaan tata ruang. Karena
itulah Fauzi Bowo tidak terpilih lagi dalam pemilihan gubernur yang lalu.
"Dan karena itu pula Jokowi dan
Ahok yang dipilih rakyat. Rakyat menaruh harapan dan kepercayaan tinggi kepada
mereka berdua. Apalagi katanya mengurus banjir dan macet di DKI tak susah-susah
amat," jelas Tantowi.
"Sekarang Jokowi sudah jadi
Presiden dan Ahok jadi gubernur. Sudah ideal banget untuk rakyat DKI Jakarta.
Ahok harus memenuhi janji-janjinya waktu kampanye dulu, khususnya terkait
banjir dan macet," ujar Politikus Golkar itu.
Daripada ngomel ke
pihak-pihak lain, dia menilai lebih baik Ahok berkomunikasi dan berkordinasi
intensif dengan Presiden Joko Widodo yang pasti masih mempunyai obligasi moral
terhadap DKI Jakarta.
Sebab yang bersangkutan pernah
berucap waktu di kampanye Pilpres 2014 bahwa persoalan banjir dan macet di
Jakarta akan cepat selesai kalau dia jadi Presiden.
"Nah, Ahok sebagai pempimpin
warga DKI Jakarta harus tagih janji itu. Bila perlu ngomel ke Presiden.
Itu baru namanya solusi," tandas Tantowi. (BS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar