Menteri Yuddy Chrisnandi bertemu Ahok |
Jakarta - WARA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama atau akrab disapa
Ahok menuding Perusahaan Listrik Negara (PLN) tak membantu upaya Pemprov DKI
Jakarta mengurai banjir. Pemadaman listrik membuat mesin pompa penyedot air
tidak bekerja maksimal sehingga banjir meluas dan kawasan Istana Negara di
Jalan Medan Merdeka Barat ikut kebanjiran.
Ahok terus mengungkapkan
kekesalannya pada perusahaan pelat merah itu. Membuat hubungan antara Ahok dan
PLN memanas.
Terus-terusan jadi sasaran kemarahan
Ahok, emosi Direktur Utama PLN Sofyan Basir pun tersulut. Dia kembali
menegaskan bahwa PLN melakukan prosedur yang tepat ketika banjir melanda
Jakarta.
Dia justru balik menyerah Ahok.
"Kenapa air belum penuh dimatikan, kalau penuh sudah nggak bisa. Tampaknya
beliau (Ahok) nggak paham listrik," kata Sofyan di Jakarta, Kamis (12/2).
Sofyan menegaskan, aliran arus
listrik dimatikan dengan alasan kuat, demi keselamatan warga. Dia membantah
bila matinya listrik dikaitkan dengan gardu tenggelam.
"Ketika air naik memang kita
matikan. Bukan karena gardunya tenggelam. Tapi ini memang kami matikan,"
ujarnya.
Menurutnya, Ahok terlalu cepat
keluarkan pernyataan dan mengambil kesimpulan. "Beliau kecepatan bicara.
Logika saja, nggak mungkin listrik mati sebabkan banjir. Yang ada, banjir
sebabkan mati listrik," terangnya.
Sebelumnya, kekesalan Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) rupanya
belum usai. Dia masih tak terima alasan PLN mematikan listrik hingga membuat
pompa tak menyala padahal curah hujan di Jakarta lagi tinggi.
Apalagi, katanya, listrik yang
dimatikan tidak pada semua lokasi. Menurut Ahok, sapaan Basuki, jika alasan PLN
agar tidak ada warga yang kesetrum, harusnya semua lokasi juga tak ada aliran
listrik.
Tindakan PLN itu dinilai Ahok
sebagai diskriminatif. "Saya ketemu PLN, saya katakan jangan perlakukan
saya seperti swasta, PLN itu punya negara, pemprov itu juga negara jadi semua
negara," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (12/2).
Ahok mengaku sebenarnya tak mau
memperpanjang masalah ini. Tapi dia tak terima karena ulah PLN masyarakat jadi
menuding pemprov tak siap hadapi banjir.
"Jadi kita jangan berantem.
Tapi infonya ada 17 gardu yang berbeda, dan di Pluit Muara Karang terendam dan
Pluit Muara Baru belum terendam," tambahnya.
"Anda merah putih kok, ada yang
bisa nyogok bisa dijamin enggak mati listrik masak kita yang pemerintah gak
bisa dijamin," sindirnya. (Merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar