Banda Aceh - WARA – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh,
Hj Niazah A Hamid, pagi tadi, Rabu (28/1) menyerahkan lukisan karya seniman
Aceh, Cut Azzeta Rukman kepada Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza
Fahlevi untuk dipajangkan di ruang Museum Tsunami Aceh. Penyerahan lukisan ini
sangat istimewa, karena selain merupakan karya seorang putroe Aceh yang
berbakat di bidang seni lukis, motif lukisannya juga sangat kental dengan
nuansa Aceh, yaitu motif tentang tsunami yang dilukis dalam nuansa batik yang
menarik.
“Pada hari ini kami menyerahkan
karya fenomenal ini untuk bisa dipajang di Museum Tsunami Aceh ini. Semoga
lukisan ini menambah koleksi Museum Tsunami dan menjadi inspirasi bagi semua
pihak untuk bangkit dan berkarya dalam memajukan dan mengharumkan Aceh melalui
berbagai karya seni,”kata Niazah, mengawali sambutannya, dalam acara seremonial
yang berlangsung di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh.
Hadir dalam kesempatan ini, mantan
Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Zulkifli Hs,
Kadisperindag Aceh Safwan, Mauizah Wahab Hasbi Abdullah, instansi terkait,
pengurus Dekranasda Aceh dan tamu undangan lainnya.
Menurut Ummi Niazah, karya seperti
ini sangat layak didukung, dikembangkan dan dipromosikan, karena selain bisa
memperkenalkan tradisi Aceh secara luas ke dunia luar, juga mampu memberi ruang
kepada para seniman Aceh untuk berkarya di tingkat yang lebih tinggi.
“Mudah-mudahan momentum ini bisa
memperkuat semangat kreativitas seniman Aceh untuk menghasilkan lebih banyak
lagi karya seni bernuansa khas Aceh,” kata Hj Niazah, yang juga istri Gubernur
Aceh dr H Zaini Abdullah.
Niazah A Hamid menyebutkan, para
seniman Aceh sangat kreatif dalam membaca situasi lingkungan, sehingga berbagai
peristiwa yang terjadi di Aceh bisa dikonversikan menjadi karya seni.
“Karya-karya seni seperti ini
bukanlah untuk menghadirkan kembali trauma masa lalu, tapi bertujuan mendorong
kita agar belajar dari pengalaman hidup demi melihat masa depan yang lebih
baik,” ujarnya.
Niazah juga menilai, motif batiknya
sangat indah, menarik dan memiliki nilai seni tinggi. Jika dituangkan ke dalam
kain batik untuk dipakai sehari-hari, motif tersebut, menurutnya,
akanmenghadirkan kesan anggun bagi si pemakai.
“Mungkin ada yang masih trauma jika
kita bicara tentang tsunami, namun dengan melihat lukisan ini, perasaan itu
akan berganti dengan rasa kekaguman pada karya seni bernilai tinggi,” jelas
ummi Niazah.
Ketua Dewan Pembina TP PKK Aceh ini
juga mengatakan, lukisan yang terdapat di batik menampilkan warna yang memiliki
nilai filosofis yang kental dengan nuansa Aceh.
“Sebagai orang Aceh, kita pantas
berbangga hati dengan karya ini. Insya Allah, Dekranasda Aceh akanmembantu agar
karya ini tampil dalam pentas global,” tuturnya.
Terinspirasi dari Tsunami
Cut Azzeta Rukman mengaku, lukisan
batik bermotif tsunami Aceh karyanya itu lahir dan teinspirasi dari kisah yang
mengharukan dari peristiwa gelombang raya yang melanda Aceh 10 tahun silam.
Dalam lukisan itu, seniman kreatif ini menorehkan kedahsyatan bencana gempa dan
gelombang tsunami serta potret buram Aceh yang kemudian membuka mata dunia
untuk ikut membantu dalam kanvas itu, kata Azzeta.
Selain itu, juga tersirat perjuangan
korban tsunami dalam mencari keluarganya yang hilang dan semangat rakyat Aceh
dalam membangun kembali serambi mekkah hingga lahirnya perdamaian Aceh di
Helsinky, Finlandia.
“Dalam lukisan ini terdapat kapal
apung yang melambangkan tragedi dan menjadi icon tsunami Aceh. Peristiwa
tsunami Aceh dan hikmahnya sangat jelas tergambar dikanvas ini,” papar Cut
Ezzata.
Sejak beberapa tahun lalu, perempuan
kelahiran Banda Aceh ini banyak bergelut dalam seni lukis yang dituangkan dalam
lukisan batik Aceh. Saat ini, ia memiliki usaha butik di Kota Semarang, Jawa
Tengah.
“saya cuma berharap, semoga muncul
lebih banyak lagi karya-karya dari seniman lukis maupun seniman batik Aceh,”
pungkasnya. (dedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar