Man Haron Monis pernah terlibat
dalam kasus pembunuhan mantan istri.
Man Haron Monis diduga polisi
sebagai otak penyanderaan di kafe Lindt di Sydney, Australia.
|
Sydney - WARA - Seorang ulama asal
Iran, Man Haron Monis disebut Polisi Federal Australia (AFP) sebagai otak di
balik penyanderaan di kafe Lindt Chocolate di area Martin Place, Sydney. Dari
data yang diperoleh polisi, sebelumnya Monis pernah diberikan suaka politik
oleh Pemerintah Australia.
Stasiun berita ABC News, Senin 15
Desember 2014, melansir Monis memiliki catatan tindak kriminal berat. Saat ini,
dia tengah dalam proses bebas dengan jaminan terhadap berbagai tindak
kekerasan. Termasuk di antaranya keterlibatan pembunuhan mantan istri, Noleen
Hayson Pal.
Mantan istrinya itu ditusuk
hingga tewas dan dibakar di luar sebuah unit apartemen di bagian barat kota
Sydney. Selain itu, dia juga tengah menghadapi lebih dari 40 dakwaan
penyerangan yang tidak pantas dan secara seksual. Belum lagi, dia pernah
mengirimkan surat berisi kalimat makian kepada keluarga tentara Australia yang
telah wafat.
Hingga saat ini, polisi masih terus
bernegosiasi dengan Monis. Sebab, dia masih menyandera pelanggan kafe Lindt.
Dia masuk ke dalam kafe tersebut sekitar pukul 09.45 waktu setempat.
Di mata mantan pengacara yang
membela kasusnya, Manny Conditsis, Monis merupakan sosok penyendiri dan kerap
bertindak sendiri.
“Ideologinya begitu kuat sehingga
hal tersebut menutupi visi akal sehat dan penilaian objektifnya,” kata
Conditsis.
Dia menyebut mewakili mantan
kliennya itu tahun lalu, ketika dia terlibat dalam kasus pembunuhan Pal.
“Mungkin karena dia mengetahui
bahwa dia sedang dalam proses keluar dengan jaminan akibat berbuat tindak
kekerasan serius, dia juga tahu saat ditahan, dia telah melalui begitu banyak
hal berat, sehingga saya berpikir, tidak ada ruginya dia melakukan aksi ini,”
ungkap Conditsis mencoba menganalisa.
Melihat karakter mantan kliennya,
Conditsis yakin bahwa aksi penyanderaan itu, dia lakukan seorang diri. Tragedi
tersebut bukan dilakukan oleh sebuah organisasi yang rapi.
“Ini merupakan perbuatan seorang
individu yang acak. Aksi ini bukan kejadian tindakan teror,” kata dia.
Menurut dia, tragedi penyanderaan
di Sydney dilakukan oleh individu yang sesungguhnya memiliki kualitas baik,
namun berbuat sesuatu yang membuat semua orang geram. (ren)
Ini
Kronologi Tragedi Penyanderaan di Sydney
Beberapa jam sebelum
penyanderaan, polisi menangkap seorang pria.
Negeri Kanguru sudah sejak lama
dibidik untuk dijadikan lokasi serangan teror oleh kelompok militan. Oleh sebab
itu, sejak beberapa bulan lalu, Pemerintah Australia getol merazia di beberapa
negara bagian, termasuk Sydney.
Namun, tidak ada yang menduga
pelaku akan menyandera korban di sebuah lokasi di pusat kota Sydney.
Harian Daily Telegraph, Senin, 15
Desember 2014, melansir kendati beberapa jam sebelumnya terdapat penangkapan
terhadap seorang pria yang diduga terkait kelompok Islamic State of Iraq and al
Sham (ISIS), namun masih belum dipastikan apakah hal tersebut berkaitan.
Berikut kronologi kejadian
penyanderaan itu yang diperoleh dari Daily Telegraph Australia:
Pukul 09.30-09.45 : Seorang
wanita diketahui melaporkan seorang pria yang mencurigakan. Pria tersebut
membawa sebuah tas dengan senjata di dalamnya dan berjalan menuju ke Kafe Lindt
Pukul 09.45 : Polisi menerima
panggilan pertama mengenai pria bersenjata yang berada di sebuah kafe di Gedung
Martin Place
Pukul 09.50 : Berita pertama
muncul mengenai keberadaan pria bersenjata di dalam sebuah kafe.
Pukul 09.45-10.00: Polisi mulai
berdatangan dan terlihat berada di sekitar Gedung Martin Place. Mereka
menurunkan berbagai unit, termasuk taktis strategi, sebab diperoleh informasi,
pelaku terkait jaringan kelompok teroris.
Pukul 10.00 : Gedung Martin Place
dikosongkan, termasuk kantor stasiun berita Channel 7. Publik dilarang berada
di sekitar area. Sementara stasiun kereta api ditutup.
Pukul 10.00 : Laporan menyebut
terdapat sekitar 13 sandera dan dua pria bersenjata yang berada di dalam kafe.
Beberapa sandera terlihat dipaksa untuk membentangkan bendera bertuliskan huruf
Arab. Sementara sandera lain terlihat mengangkat tangan di atas kepala.
Pukul 11.00 : Semua bus yang
menempuh rute ke arah Circular Quay dihentikan di Taman Hyde. Sementara layanan
bus dialihkan ke lokasi lain.
Pukul 11.30 : Perdana Menteri
Tony Abbott mengeluarkan pernyataan berisi tawaran kepada Menteri Besar negara
bagian New South Wales, Mike Baird, semua bantuan yang dibutuhkan.
Pukul 11.45 : Menteri Besar NSW,
Mike Baird mengeluarkan pernyataan berisi rasa duka dan doa bagi anggota
keluarga yang kini tengah disandera di Gedung Martin Place. Polisi NSW yang
terlatih tengah menangani situasi tersebut.
Pukul 11.50 : Polisi mengeluarkan
sebuah pernyataan yang meminta publik untuk tetap tenang dan mengingatkan
mereka bahwa polisi tengah menangani situasi tersebut. (VIVAnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar