Medan - WARA - Rumah tersangka penyekapan, penganiayaan dan pembunuhan
pembantu rumah tangga PRT di Jalan Beo,
Medan, Sumatera Utara hingga kini masih terus didatangi warga yang penasaran
dengan kasus yang menghebohkan ini. Meski demikian, pihak kepolisian sudah
membuka garis polisi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (7/12/2014), Wakapolresta Medan AKBP Yusuf Hondawantri Naibaho mengatakan, penyidik akan membongkar lantai dalam rumah Syamsul.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (7/12/2014), Wakapolresta Medan AKBP Yusuf Hondawantri Naibaho mengatakan, penyidik akan membongkar lantai dalam rumah Syamsul.
Hal itu untuk memastikan dugaan
adanya jenazah PRT korban penyiksaan yang dikubur di dalam rumah.
Apalagi dari hasil penyidikan,
polisi menemukan sekitar 100 kartu tanda penduduk (KTP) PRT yang disalurkan tersangka Syamsul Anwar yang
belum diketahui keberadaannya.
Tersangka Samsul Anwar bersama
istrinya Radika dan 5 anggota keluarga lainnya diduga menganiaya 2 PRT hingga
tewas. 3 Pembantu lainnya yang berhasil diselamatkan juga kerap disiksa. Kasus
ini terbongkar setelah polisi mendapat laporan terjadi perdagangan manusia di
Medan.
Kekerasan keluarga Syamsul Anwar terhadap para PRT juga terkuak dalam rekaman CCTV yang disita dari rumah tersangka di Jalan Beo, Medan. Terlihat anggota keluarga Syamsul memarahi, memukul dan menendang korban. Dengan bukti rekaman tersebut para tersangka tidak bisa lagi mengelak dari tuduhan. (Liputan6.com)
Kekerasan keluarga Syamsul Anwar terhadap para PRT juga terkuak dalam rekaman CCTV yang disita dari rumah tersangka di Jalan Beo, Medan. Terlihat anggota keluarga Syamsul memarahi, memukul dan menendang korban. Dengan bukti rekaman tersebut para tersangka tidak bisa lagi mengelak dari tuduhan. (Liputan6.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar