New York – WARA - Tren penurunan harga minyak belakangan ini membuat sejumlah
negara penghasil minyak terbesar dunia ketar-ketir. Pasalnya, harga minyak yang
terus turun diprediksi dapat menghantam perekonomian sejumlan negara.
Sebagai eksportir minyak terbesar di
dunia, Arab Saudi berpotensi terkena hantaman terbesar dari anjloknya harga
minyak global belakangan ini.
Mengacu pada data Economist
Intelligence Unit, sejauh ini, Arab Saudi telah menyimpan cadangan minyak
bernilai US$ 750 miliar.
Sementara mengutip CNBC,
Sabtu (6/12/2014) tetangga Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab memiliki
cadangan minyak bernilai US$ 100 miliar dan kebanyakan disimpan dalam bentuk
dana kekayaan asing.
Tapi ketiga negara tersebut juga
sangat bergantung pada produksi minyak untuk mendanai subsidi pemerintah dan
investasi infrastruktur.
Dana yang dibutuhkan jauh lebih
tinggi dari dana tunai yang dihasilnya minyak mentah seharga US$ 70 per barel.
Jadi era penurunan harga minyak dapat membuat ketiga negara penghasil minyak
tersebut menanggung kerugian besar.
Negara penghasil minyak yang juga
terkena hantaman penurunan harga minyak dunia adalah Rusia dan Venezuela.
Bahkan kedua negara tersebut memiliki cadangan finansial yang lebih sedikit
untuk mengatasi dampak penurunan harga minyak dunia.
Rusia dan Venezuela telah mengurangi
banyak cadangan finasial untuk mempertahankan pelemahan mata uangnya.
"Tapi penurunan harga minyak telah
menghantam mata uang kedua negara tersebut dengan sangat keras," ungkap
ekonom Capital Economist Andrew Kenningham.
Rubel Rusia anjlok sekitar 30 persen
tahun ini dan Venezuela sekitar 15 persen. Itu akan membuat barang impor di
kedua negara tersebut menjadi jauh lebih mahal, mendorong inflasi dan pemangkasan
pengeluaran dan kebutuhan belanja. (Liputan6.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar