![]() |
Ketua Umum PBNU Said Aqil
|
Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil
Siradj mengatakan PBNU menilai kurikulum 2013 sangat memberatkan peserta didik,
karena itu PBNU mendukung penghentiannya.
"Saya sendiri melihat
pelaksanaan kurikulum 2013 sangat kacau dan memberatkan anak didik. Untuk itu,
saya setuju kalau itu dihentikan," katanya di Mataram, Sabtu (6/12).
Menurut dia, kendati pemerintah
telah memutuskan menghentikan pelaksanaan 2013, namun Said Aqil juga berharap
agar pemerintah segera melakukan perbaikan, demi kebaikan dunia pendidikan di
Tanah Air.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Anies Rasyid Baswedan memutuskan menghentikan pelaksanaan kurikulum
2013 di seluruh Indonesia untuk kemudian disempurnakan lagi.
"Proses penyempurnaan kurikulum
2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di
sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan kurikulum 2013
selama tiga semester terakhir," kata Mendikbud Anies Baswedan di
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Jumat (5/12).
Implementasi kurikulum 2013, menurut
Anies, secara bertahap dan terbatas telah dilakukan pada tahun pelajaran
2013/2014 di 6.221 sekolah di 295 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Hanya
sekolah- sekolah inilah yang diwajibkan menjalankan kurikulum tersebut sebagai
tempat untuk memperbaiki dan mengembangkan kurikulum 2013 ini.
Ia juga menyampaikan selain sekolah
tersebut, sekolah yang baru menerapkan satu semester kurikulum 2013 akan tetap
menggunakan kurikulum 2006 sampai mereka benar-benar siap menerapkan kurikulum
2013.
"Sekolah-sekolah ini supaya
kembali menggunakan kurikulum 2006," katanya.
Kemdikbud, menurut dia, mengambil
keputusan ini berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap
melaksanakan kurikulum 2013 karena beberapa hal, antara lain masalah kesiapan
buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan pelatihan kepala
sekolah.
Ia mengatakan kurikulum pendidikan
nasional memang harus terus-menerus dikaji sesuai dengan waktu dan konteks
pendidikan di Indonesia untuk mendapat hasil terbaik bagi peserta didik.
Perbaikan kurikulum ini demi
kebaikan semua elemen dalam ekosistem pendidikan terutama peserta didik.
"Tidak ada niat untuk
menjadikan salah satu elemen pendidikan menjadi percobaan apalagi siswa yang
menjadi tiang utama masa depan bangsa," kata Anies. (BeritaSatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar