Jakarta - WARA - Di
tengah harga minyak mentah di
pasar internasional yang anjlok, Indonesia justru mengambil kebijakan
penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Alasannya satu, karena
nilai tukar rupiah saat ini menjadi sumber penyakit dari permasalahan tersebut.
Pernyataan ini ditegaskan Pengamat Valas, Farial Anwar. Menurut dia, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi karena kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus merosot. Sementara harga minyak dunia sedang turun drastis ke level US$ 67 per barel.
"Rupiah penyakitnya. Coba kurs tetap Rp 9.600 per dolar AS, tidak perlu kita naikkan harga subsidi BBM. Harusnya kita menikmati, seperti negara lain yang bergembira karena harga minyak turun. Tapi kita malah bermasalah," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (4/12/2014).
Pernyataan ini ditegaskan Pengamat Valas, Farial Anwar. Menurut dia, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi karena kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus merosot. Sementara harga minyak dunia sedang turun drastis ke level US$ 67 per barel.
"Rupiah penyakitnya. Coba kurs tetap Rp 9.600 per dolar AS, tidak perlu kita naikkan harga subsidi BBM. Harusnya kita menikmati, seperti negara lain yang bergembira karena harga minyak turun. Tapi kita malah bermasalah," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (4/12/2014).
Nilai
tukar rupiah melemah, kata
Farial, sangat drastis karena sudah bergerak level Rp 12.318 per dolar AS.
Kondisi ini, keluh Farial, hanya membuat masyarakat menderita.
"Apa
benar mata uang seperti ini, karena manfaatnya nggak ada. Bikin menderita, mau
berganti siapa saja pemerintahnya tetap saja seperti ini. Amburadul karena
nggak pernah bisa diperbaiki pemerintah dan Bank Indonesia (BI),"
terangnya.
Dirinya
menilai, BI telah mengeluarkan kebijakan atau intervensi untuk menstabilkan
nilai tukar rupiah. Namun pada pelaksanaannya tak berjalan dengan baik.
"Karena pelemahan ini dianggap normal, padahal nggak benar itu. Ini sangat
penting, sebab bisa mengganggu perekonomian kita," tegas Farial. (Liputan6.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar