Jakarta - WARA -
Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Prananda Paloh mengatakan, kemitraan Indonesia dengan
Tiongkok merupakan kemitraan paling strategis di kawasan Asia-Pasifik. Meski
ada 14 negara lain yang juga turut menjalin kemitraan strategis dengan
Indonesia.
Karenanya, dia optimistis Presiden Joko Widodo atau Jokowi dapat membawa hubungan kemitraan Indonesia-Tiongkok kian berkembang pesat. Bukan sekadar untuk saat ini, melainkan juga untuk ke depannya.
"Saya optimistis di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini hubungan kemitraan dengan Tiongkok dapat berkembang pesat," ujar Prananda di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/2014).
Karenanya, dia optimistis Presiden Joko Widodo atau Jokowi dapat membawa hubungan kemitraan Indonesia-Tiongkok kian berkembang pesat. Bukan sekadar untuk saat ini, melainkan juga untuk ke depannya.
"Saya optimistis di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini hubungan kemitraan dengan Tiongkok dapat berkembang pesat," ujar Prananda di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/2014).
Prananda
yang hari ini akan menerima delegasi parlemen Tiongkok di Gedung DPR itu
mengatakan, hubungan kemitraan strategis Indonesia juga sejalan dengan
kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif dalam menjalin hubungan dengan
berbagai negara lain di Asia-Pasifik.
Salah
satunya dengan Tiongkok yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar
kedua di dunia, sementara Indonesia terbesar di Asia Tenggara.
"Diharapkan
melalui kemitraan strategis komprehensif yang berjalan baik selama ini bisa
memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan kedua negara dan
menjaga stabilitas perekonomian regional dan global," ujar Prananda.
Prananda
menambahkan, meski kemitraan strategis Indonesia-Tiongkok dideklarasikan
pada 2005 lalu, namun sesungguhnya kemitraan kedua negara telah berjalan baik
jauh sebelumnya.
Bahkan,
kata dia, belakangan hubungan kedua negara terus menunjukkan peningkatan.
Karena masih banyak ruang yang masih dapat dikembangkan dalam kemitraan antara
Indonesia dan Tiongkok.
Di
bidang perdagangan misalnya, lanjut dia, Indonesia memasang target pencapaian
sebesar US$ 80 miliar pada 2015 mendatang. Di bidang ini, Indonesia dapat
menggenjot sektor pertaniannya untuk di ekspor ke Tiongkok.
"Karena
di sana masih membutuhkan impor pangan guna memenuhi kebutuhan nasional
mereka," kata Anggota DPR yang duduk di Komisi I ini.
Dia
menambahkan, Indonesia saat ini bisa menikmati ponsel dan komputer produk
Tiongkok. Namun, sebaliknya Tiongkok juga dapat menikmati beras, kopi, dan
cokelat produk Indonesia.
Selain
itu, ada bidang lainnya yang bisa dikembangkan antara Indonesia-Tiongkok dalam
hubungan kemitraan strategis keduanya. Antara lain bidang investasi, pariwisata, energi, dan pertahanan. (Liputan6.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar