![]() |
Prof Djoko Agus Purwanto menunjukkan contoh teh hijau yang telah
diolahnya di Tropical Disease Center (TDC) Universitas Airlangga, Surabaya,
Kamis (5/12/2014).
|
Zat inilah yang dimaksimalkan untuk membasmi virus HIV/AIDS. Khasiat zat ini, tentu saja, tidak bisa didapat hanya dengan menyeduh teh.
Daun teh itu mesti diolah secara khusus. Berbagai kandungan dan zat di dalamnya dipisahkan. Begitu juga dengan zat tanin katekin.
Zat ini, nantinya akan dikembangkan dalam bentuk kapsul, persis kapsul suplemen atau vitamin.
Menurut Prof Djoko Agus, zat tanin katekin bersifat reaktif terhadap protein. Sementara virus HIV sendiri berbentuk protein.
Nah, saat zat tanin katekin masuk aliran darah, ia akan mengikat protein, termasuk virus HIV.
Hasilnya, virus HIV tidak akan bisa berfusi atau bergabung dengan sel CD-4 yang merupakan sel kekebalan tubuh manusia.
”Virus yang gagal fusi (tidak bisa memasuki sel) lama-lama akan mati, tidak menyebar, menular, atau menginfeksi orang lain,” jelas Prof Djoko yang kini menjabat Sekretaris Komisi I Senat Akademik Unair.
Hasil riset ini memang masih pada tahap in-vitro. Zat dalam daun teh direaksikan dengan virus HIV di dalam Laboratorium BSL 3.
”Di Surabaya, laboratorium BSL 3 ini ada di ITD Unair. Tempat lain yang punya BSL 3 adalah Jakarta,” tambahnya. (SURYA Online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar