Menurut Asep, gagasan bus wisata berawal dari Jokowi saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Ketika itu, Jokowi, ujar Asep, ingin mengenalkan potensi wisata dan budaya Jakarta.
"Jokowi fokus membentuk citra Ibukota sebagai salah satu tempat wisata," ujar Asep ketika dihubungi Tempo, Senin, 5 Januari 2015. Sedangkan Gubernur DKI Jakarta sekarang, Ahok, fokus pada penghematan anggaran dibanding melengkapi Jakarta dengan fasilitas wisata.
Akibatnya, tutur Asep, kini pemandu wisata yang bertugas di dalam bus City Tour Jakarta, diberhentikan demi penghematan. Padahal, kata Asep, bus wisata merupakan salah satu cara mengenalkan Jakarta pada wisatawan asing dan domestik. "Bus wisata itu hal yang lumrah. Di kota-kota besar negara lain juga terdapat bus wisata," katanya.
Ahok telah mengalihkan pengelolaan bus wisata yang semula berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta ke PT Transjakarta. Peralihan pengelola ini guna mengintegrasikan moda transportasi di Jakarta. Selain itu, Ahok juga menyatakan bus tingkat itu tak lagi dilengkapi pemandu wisata.
Asep menyayangkan tak adanya pemandu wisata dalam bus tingkat tersebut. Padahal, ujar Asep, minat wisatawan dan warga Jakarta terhadap fasilitas tersebut cukup tinggi.
Asep menjelaskan, dengan tak adanya pemandu wisata dalam bus, wisatawan atau warga Jakarta yang menggunakan bus tingkat akan kesulitan memahami sejarah Ibu Kota. "Tak ada bedanya naik bus kota dengan bus wisata jika tak ada pemandunya." (Tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar