Jakarta - WARA - Pertamina akhirnya resmi menaikkan harga elpiji kemasan 12
kilogram (kg) sebesar Rp 1.500 per kg atau setara dengan Rp 18.000.
Terhadap kenaikan tersebut,
pemerintah mengharapkan tidak ada migrasi dari penggunaan elpiji 12 kg ke
elpiji 3 kg.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla
(JK), mengatakan, adalah kelewatan jika masyarakat mampu beralih menggunakan
elpiji 3 kg karena pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg.
Menurut JK, jika masyarakat mampu
bermigrasi menggunakan elpiji 3 kg, sama saja dengan mengambil hak masyarakat
kecil. Mengingat, elpiji 3 kg disubsidi pemerintah dan ditujukan kepada
masyarakat dengan penghasilan rendah.
"Masyarakat yang mampu
kelewatan kalau dia pakai 3 kg. Keluarga mampu biasanya memakai 12 kg ya, kasih
kesempatan lah rakyat yang kurang mampu, jangan ikutan memakai," ujar JK
yang ditemui di kantornya, Selasa (6/1).
Senada dengan JK, secara terpisah,
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Sofyan Djalil, menghimbau, agar
masyarakat yang memiliki pendapatan besar tidak beralih menggunakan elpiji 3
kg.
"Jangan beralih ke 3 kg dong.
Prinsip yang proporsional, orang yang punya pendapatan yang lebih besar mereka
membeli elpiji yang 12 kg. Sedangkan, yang 3 kg ditujukan ke masyarakat yang
kurang mampu yang merupakan sasaran subsidi," himbau Sofyan yang ditemui
usai rapat kelistrikan di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (6/1).
Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan
bahwa kenaikan harga elpiji 12 kg disesuaikan dengan perhitungan nilai
keekonomiannya.
Namun, lanjut Sofyan, harga jual
elpiji 12 kg bisa saja berubah lagi kedepannya karena tidak disbusidi oleh
pemerintah. Perubahan tersebut bisa naik, tetapi bisa juga turun sesuai
perhitungan nilai keekonomiannya. (BeritaSatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar