Tampak Siswa-Siswi SD Dari Pelosok Majene
Menyanyikan Lagu Dalam Semarak Malam Ramah Tamah & Pisah Sanbut Pengajar
Muda IM
|
Majene –WARA - Majene adalah salah
satu dari enam kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang sejak awal
telah diproyeksi menjadi pusat pelayanan pendidikan di provinsi ke-33 Indonesia
ini. Sebagai konsekuensinya, berbagai upaya harus dilakukan pemerintah
Kabupaten Majene guna mewujudkan itu. Dan tentu sudah sejak lama pemerintah
mencoba mendesain kebijakan serta senantiasa tampil di barisan terdepan guna
merespon isu Majene sebagai icon pendidikan di Tanah Mandar ini dengan berbagai
inovasi pendidikan.
Akan tetapi, menjadikan Majene
sebagai pusat pendidikan di wilayah Sulbar adalah bukan hal yang mudah. Tak
semudah membalikkan telapak tangan. Tentunya banyak rintangan yang menyebabkan
para pemangku kebijakan pendidikan di daerah ini harus bekerja keras dan secara
perlahan menjadikan wacana dalam wujud realita. Dan "Kota Tua",
julukan Majene tidak mustahil benar-benar bisa menjadi pusat pendidikan Sulbar
seperti halnya Jogjakarta di Tanah Jawa.
Gerakan Indonesia Mengajar di
Majene.
Kehadiran Gerakan Indonesia Mengajar
(IM) di Majene nampaknya punya sisi positif yang cukup menggembirakan. Diakui
atau tidak, gerakan pengeriman sejumlah Guru Muda di pelosok-pelosok Majene
yang sudah berlangsung kurang lebih lima tahun, telah cukup membuahkan hasil
serta memberi kontribusi yang besar akan kemajuan prndidikan dalam skala
lokalitas Majene dan tentu pendidikan nasional.
Salah satu indikatornya adalah
lahirnya animo dan semangat pendidikan di daerah-daerah terpencil berkat
semangat dan inspirasi dari para relawan Pengajar Muda dari Gerakan Indonesia
Mengajar (IM). Ada banyak guru yang dulunya setengah sadar dan yakin, kini
telah termotivasi dengan baik berkat setrum inspirasi para Guru Muda. Begitu
pula siswa-siswi, mereka menjadi aktif dan senang belajar dengan metode kreatif
dari program IM. Karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa bagaimanapun
hebatnya kurikulum, seberapapun lengkap sarana pendidikan, kalau guru tidak
baik maka tujuan pendidikan tidak mungkin bisa dicapai.
Itulah sebabnya, Gerakan IM di
Majene sangat diapresiasi oleh bukan hanya insan pendidikan, tetapi masyarakat
luas termasuk pemerintah di daerah ini. Bahkan begitu pentingnya semangat yang
telah dibangun oleh mereka para Pengajar Muda, menyebakan Pemkab. Majene
berencana melanjutkan program mereka di daerah-daerah pelosok dengan membentuk
Gerakan Majene Mengajar.
Pernyataan ini disampaikan oleh
Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Majene pada Malam Ramah Tamah &
Pisah Sambut Pengajar Muda Gerakan IM tadi malam (23/12) di Aula Masjid Raya
Majene.
Dihadapan para insan dan pemerhati
pendidikan serta undangan yang turut hadir, kepala dinas pendidikan Majene H.
Anwar Lazim mengatakan pihak pemkab Majene akan megukuhkan Gerakan Majene
Mengajar sebagai upaya dan langkah kesinambungan dari program Indonesia
Mengajar yang akan berakhir bulan desember 2015 mendatang.
Sementara itu, guru muda Gerakan
Indonesia Mengajar Arliska Fatma Rosi kepada media ini mengatakan menyambut
baik rencana pemerintah Kabupaten Majene mencetuskan Gerakan Majene Mengajar
yang akan mengadopsi program IM.
"Hal ini karena Indonesia
Mengajar yakin bahwa Majene pada dasarnya bisa dan mampu menggerakkan diri
dengan potensi yang ada" ungkap Fatma.
Kehadiran tahun terakhir PM di
Majene (angkatan terakhir ini, red) diharapkan bisa menjembatani persiapan
Majene Mengajar.
Lebih lanjut Fatma, alumnus
Universitas Paramadhina yang genap satu tahun mengajar di SD No. 22 Rura
Kecamtan Ulumanda ini mengatakan bahwa potensi sumber daya manusia di Majene
cukup memadai untuk memajukan pendidikan di daerah ini, bahkan dirinya yakin
Majene mampu menjadi pusat pendidikan di Sulbar.
"Tinggal bagaimana memupuk dan
mengelolah SDMnya serta sarana yang ada di daerah ini", tutup Fatma,
yakin. (hm3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar