Ilustrasi kekerasan terhadap jurnalis.(foto-Tribun) |
Informasi
yang dihimpun Kompas.com di Timika, kejadian berlangsung sekitar pukul 02.00
WIT. Saat itu, sekelompok wartawan meliput perkelahian antara belasan anggota
SPSI PT Freeport Indonesia dengan sekelompok pemuda di Jalan Budi Utomo, tak
jauh dari Sekretariat Pengurus Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI) PT Freeport Indonesia.
Saldi,
wartawan Harian Salam Papua, mengaku saat itu
mereka mengikuti patroli Polres Mimika yang hendak melerai dua kelompok warga
yang terlibat perkelahian di Jalan Budi Utomo. Tiba di lokasi kejadian, anggota
patroli langsung mengejar kelompok pemuda kabur melihat kedatangan anggota polisi.
Menurut
Saldi, ketika wartawan lain mengikuti polisi melakukan pengejaran, Melky tetap
di lokasi kejadian. Menduga bagian dari kelompok pemuda yang menyerang mereka,
Melky lalu dikeroyok belasan anggota SPSI.
“Melky
berusaha menenangkan penyerang dengan menyebut identitasnya sebagai wartawan
tapi tak dihiraukan. Setelah beberapa kali berteriak mengaku wartawan,
pengeroyok mulai mundur dan dimanfaatkan Melky untuk melarikan diri ke Kantor
Satuan Lalu Lintas Polres Mimika, yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi
kejadian,” jelas Saldi.
Akibat
pengeroyokan tersebut, Melky mengalami luka lebam di wajah dan sempat trauma
dengan kejadian yang menimpanya.
Didampingi
Pemimpin Redaksi Harian Papua, Hadmarus Waka,
bersama sejumlah rekannya, Melky kemudian diantar ke RSUD Mimika untuk
menjalani visum dan selanjutnya melaporkan kejadian penganiayaan tersebut ke
Mapolsek Mimika Baru, Jumat sore.
Kepada
para wartawan, Kapolsek Mimika Baru, AKP I Gede Putra berjanji akan mengusut
tuntas dan menangkap pelaku pengeroyokan tersebut. Kasus penyerangan terhadap
wartawan saat melakukan kegiatan peliputan merupakan kejadian kesekian di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar