HM Cholil Nafis, Wakil Ketua Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) |
Menurutnya, perayaan tahun baru tersebut bukan milik umat Islam. Dia menjelaskan tahun baru masehi adalah tahun umat Kristiani yang menghitung awal tahun dari kelahiran Nabi Isa (Yesus).
Oleh karena itu, lanjutnya, tidak ada hubungan dan kepentingan umat Islam dengan pergantian tahun yang dimulai pukul 00.00 pada tanggal 31 Desember itu.
“Jadi, umat Islam tidak baik dan tidak perlu merayakan apapun berkenaan dengan pergantian tahun,” tegas dosen Universitas Indonesia (UI) ini kepada Islampos, Senin (29/12/2014).
Lebih lanjut, Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah ini memandang, jika pergantian tahun Masehi berkenaan dengan mengisi liburan kerja dan sekolah, maka isilah dengan hal-hal yang positif.
“Seperti acara-acara yang mendekatkan kita dengan keluarga. Atau memperingati maulid agar menambah kecintaan kita kepada Rasulullah SAW dan menguatkan ruh jihad fi sabilillah,” urainya.
Dia berpesan, agar umat Islam banyak evaluasi diri sehingga tidak menjadi umat yang ikut-ikutan.
“Kembalilah pada identitas seorang muslim. Kalau tahun baru kita maknai dengan perjalanan waktu, maka gunakanlah dengan muhasabah, dzikir dan banyak berbuat kebaikan,” tutupnya. [islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar