Jokowi tiba di Filipina. |
Jakarta - WARA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lebih banyak beraktivitas
di Istana Bogor daripada Istana Merdeka. Bahkan Jokowi juga akan lebih sering
menginap di Istana Bogor. Alasannya, Istana Bogor lebih luas dan bisa menampung
banyak orang jika ada pertemuan.
"Perubahan suasana kerja saja. Jadi juga manfaatkan fasilitas-fasilitas Istana Kepresidenan dan secara lingkungan relatif Istana Bogor itu menyediakan lingkungan yang lebih rileks untuk lakukan pertemuan-pertemuan besar terutama seperti dengan para bupati. Itu bisa 100-200 bupati, bisa dilakukan dalam suasana lebih rileks," kata Seskab Andi Widjajanto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/2).
Namun Jokowi belum memutuskan sepenuhnya akan tinggal di Istana Bogor. Saat ini rencananya hanya digunakan untuk pertemuan-pertemuan dalam skala besar seperti bertemu dengan para bupati dan gubernur.
"Karena presiden beberapa kali gunakan Istana Bogor untuk pertemuan-pertemuan. Jadi akan efektif kalau misalnya ada beberapa hari dalam seminggu pertemuannya di Istana Bogor dan Presiden juga bermalam di Bogor. Kalau selama ini kan pulang pergi," ujarnya.
Dia menjelaskan, biasanya presiden bertemu satu per satu dengan kepada daerah. Dalam sepekan, pertemuan Jokowi dengan kepala daerah bisa dilakukan lebih dari dua kali.
"Kalau dengan bupati, wali kota satu kali putaran itu lima pertemuan. Sudah dilakukan empat pertemuan. Nanti hari Jumat itu satu pertemuan. Di dalam pengalaman kami, satu pertemuan dilakukan satu kali seminggu. Jadi satu kali pertemuan itu lima minggu. Jadi presiden lakukan dua hingga tiga kali putaran setahun," katanya.
Atas rencana Jokowi ini, pihak protokoler Istana sudah melakukan persiapan. "Harus siapkan Istana Bogor sebagai alternatif tempat tinggal presiden," ujarnya. (Merdeka.com)
"Perubahan suasana kerja saja. Jadi juga manfaatkan fasilitas-fasilitas Istana Kepresidenan dan secara lingkungan relatif Istana Bogor itu menyediakan lingkungan yang lebih rileks untuk lakukan pertemuan-pertemuan besar terutama seperti dengan para bupati. Itu bisa 100-200 bupati, bisa dilakukan dalam suasana lebih rileks," kata Seskab Andi Widjajanto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/2).
Namun Jokowi belum memutuskan sepenuhnya akan tinggal di Istana Bogor. Saat ini rencananya hanya digunakan untuk pertemuan-pertemuan dalam skala besar seperti bertemu dengan para bupati dan gubernur.
"Karena presiden beberapa kali gunakan Istana Bogor untuk pertemuan-pertemuan. Jadi akan efektif kalau misalnya ada beberapa hari dalam seminggu pertemuannya di Istana Bogor dan Presiden juga bermalam di Bogor. Kalau selama ini kan pulang pergi," ujarnya.
Dia menjelaskan, biasanya presiden bertemu satu per satu dengan kepada daerah. Dalam sepekan, pertemuan Jokowi dengan kepala daerah bisa dilakukan lebih dari dua kali.
"Kalau dengan bupati, wali kota satu kali putaran itu lima pertemuan. Sudah dilakukan empat pertemuan. Nanti hari Jumat itu satu pertemuan. Di dalam pengalaman kami, satu pertemuan dilakukan satu kali seminggu. Jadi satu kali pertemuan itu lima minggu. Jadi presiden lakukan dua hingga tiga kali putaran setahun," katanya.
Atas rencana Jokowi ini, pihak protokoler Istana sudah melakukan persiapan. "Harus siapkan Istana Bogor sebagai alternatif tempat tinggal presiden," ujarnya. (Merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar