Jutaan warga Prancis berkumpul di
Place de la Republique untuk mengikuti aksi solidaritas paska Paris diguncang
aksi terorisme. (11/01/2015) (REUTERS/Youssef Boudlal)
|
Bersama para pemimpin dunia lainnya,
mereka berjalan kaki dari tempat bersejarah, Place de la Republique, menuju ke
Place de la Nation.
Menurut Stasiun berita Al-Jazeera,
beberapa pemimpin dunia yang hadir antara lain Perdana Menteri Inggris, David
Cameron, Kanselir Jerman, Angela Merkel, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas,
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Raja dan Ratu Yordania, Menteri
Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov. Tidak
ingin kecolongan lagi, otoritas keamanan di Prancis menyiagakan sekitar 2.200
personil keamanan di sepanjang rute jalan kaki.
Belum lagi pasukan penembak jitu
juga ikut disiagakan di atap beberapa rumah dan gedung. Sementara, untuk
mempermudah akses menuju ke tempat aksi dama itu, otoritas transportasi di
Paris menggratiskan biaya transportasi umum. Sementara, operator internasional
kereta, Thalys, mengaku juga memotong tarif mereka yang menuju ke Paris untuk
hari ini.
"Kami menantikan akan ada lebih
banyak lagi warga yang akan ikut mendukung. Mereka semua datang dari berbagai
lapisan masyarakat, termasuk komunitas Muslim," ungkap koresponden
Al-Jazeeraa, Jacky Rowland.
Selain itu, juga akan ada perwakilan
dari seluruh partai politik, sebagai lambang untuk menyampaikan pesan bahwa ini
saatnya untuk bersatu dan perbedaan agenda politik untuk sementara waktu harus
dikesampingkan.
Perdana Menteri Prancis, Manuel
Valls, pada Sabtu kemarin mengatakan, dalam aksi damai hari ini, harus
ditunjukkan sebuah kekuatan.
"Martabat warga Prancis akan
menyuarakan cinta kebebasan terhadap kebebasan dan toleransi," kata
Valls.
Aksi jalan kaki itu dilakukan
sebagai bentuk penolakan terhadap terorisme setelah pada Rabu hingga Jumat
kemarin, Paris dalam keadaan mencekam. Saat itu terjadi dua penyanderaan di dua
lokasi berbeda. Akibat dua peristiwa itu, sebanyak 17 orang tewas.
Kejadian dimulai pada hari Rabu
kemarin, ketika kakak beradik Kouachi menyerbu ke kantor majalah satir, Charlie
Hebdo. Di sana, mereka membantai 12 orang, termasuk kartunis yang terkenal di
Prancis. Sementara, Amedy Coulibaly menembak mati seorang polisi wanita dan 4
sandera ketika tengah menyandera di Supermarket Kosher.
Menurut seorang anggota senior
kelompok militan Al-Qaeda di Semenanjung Peninsula (AQAP) pada Rabu kemarin
mengklaim operasi semacam itu dilakukan untuk membalaskan dendam atas
penghinaan kepada Nabi Muhammad. (VIVAnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar