Magelang
- WARA - Gagasan atau rencana Gubernur Jawa
Tengah, Ganjar Pranowo menjadikan Mandala Borobudur sebagai Ka’bah umat Budha
banyak mendapat penolakan dari warga Borobudur. Hal ini tampak ketika
KoranOpini.com menjaring pendapat beberapa tokoh dan masyarakat Borobudur.
The
world heritage yang dikelilingi 20 desa ini mayoritas penduduknya beragama
Islam. Hal ini rentan menimbulkan sensitivitas agama. Namun ide brilian Ganjar
Pranowo membangkitkan ekonomi Jawa Tengah, khususnya kawasan Borobudur tidak
hanya menyinggung persoalan iman. Bahkan aspek lain seperti ekonomi, sosial, dan
kultural, juga patut menjadi sorotan penting.
Seperti
yang disampaikan oleh budayawan dan peneliti Borobudur, Ariswara Sutomo, bahwa
Mandala Borobudur selalu menjadi ajang perebutan kepentingan.
“Kondisi
Borobudur saat ini secara fisik sudah dicincang oleh lembaga-lembaga, contoh
pengelolanya BUMN melihat Borobudur sebagai mesin pencetak uang. Lalu
konservasi purbakala melihat Borobudur date monumen, yang menodai
kesakralannya. Hal ini berbeda dengan orang Budha yang mensterilkan kawasan
suci Borobudur”, papar Sutomo.
Sementara
kepala dusun, Brongsongan, Wringinputih, Borobudur tidak menghawatirkan masalah
agama. “Kita negara Pancasila, sah saja Budha beribadah di Borobudur namun itu
untuk acara tertentu kayak Waisak, karena di sini sedikit sekali orang Budha.
Susah, orang kita kebanyakan Islam. Dan Borobudur sudah diakui warisan budaya
nenek moyang, jadi walaupun dia produk Budha tapi sudah dimiliki masyarakat
Borobudur”, jelasnya.
Secara
terpisah pernyataan kepala dusun Brongsongan disetujui oleh perangkat desa lain
seperti Kujon, Kuncen, Sabrangrowo, Wanurejo, Parakan, dan Djowahan. Mereka
pada prinsipnya melihat masyarakat Borobudur secara umum tidak bisa menerima
rencana tersebut.
Sementara
itu, Mojo, seorang seniman seni rupa asal Borobudur ketika dimintai pendapatnya
mengatakan bahwa meskipun gagasan itu tampaknya bagus tetapi juga harus melihat
kondisi sosial dan kultural Borobudur saat ini. (KoPi|)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar