Ilustrasi sapi potong untuk persediaan daging. |
Jakarta - WARA - Melihat pasokan daging sapi di Jakarta tak mampu memenuhi kebutuhan
daging sapi warga Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan
membangun banyak peternakan sapi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk satu peternakan sapi, Pemprov
DKI mengalokasikan anggaran sekitar Rp 45 miliar. Rencananya, peternakan sapi
akan dilakukan bekerja sama dengan peternak sapi lokal di NTT.
Kepala Badan Penanaman Modal dan
Promosi (BPMP) DKI Jakarta, Catur Laswanto mengatakan pasokan daging di DKI
Jakarta masih sangat kurang memenuhi kebutuhan daging sapi di Jakarta yang
mencapai 160 ton per hari. Atau kebutuhan daging sapi dalam satu tahun mencapai
58.400 ton per tahun.
“Pasokan daging sapi di DKI itu,
jumlahnya masih sangat kurang. Makanya tadi dalam pertemuan dengan PD Dharma
Jaya, dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan daging sapi. Karena kalau kita
lihat, pasokan daging dari mana-mana susah dapatnya,” kata Catur di Balai Kota
DKI, Jakarta, Jumat (20/2).
Intinya, lanjut Catur, Pemprov DKI
sedang mencari cara bagaimana mengembangkan ketersediaan daging sapi bagi warga
Jakarta melalui kerja sama dengan Provinsi lain. Salah satu yang direncanakan
adalah kerja sama dengan NTT.
“Di sana (NTT) diharapkan akan
dibuka lahan peternakan milik DKI Jakarta. Kita kerja sama dengan peternak sapi
NTT. Tapi dengan menggunakan proses dan pentahapan yang modern,” ujarnya.
Untuk satu kerja sama peternakan
sapi dengan peternak sapi NTT, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 45 miliar.
Sedangkan Pemprov DKI ingin membuka sebanyak mungkin peternakan sapi di NTT.
Supaya ketersediaan daging sapi di Jakarta dapat terpenuhi.
“Kalau sekarang kan kita lihat
ketersediaan daging sapi menurun. Kebutuhan terus meningkat. Karena
ketersediaan hewan sapi di Jakarta sangat rendah,” tuturnya.
Anggaran sebesar itu, paparnya, akan
digunakan untuk pembelian lahan, pembangunan fasilitas, serta pembelian bibit
sapi. Namun sebelumnya peternakan dibangun, Pemprov DKI akan melakukan kajian
yang dibantu oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kajian dilakukan
terkait pembiayaan yang diperlukan.
Masterplan peternakan sapi Jakarta di NTT saat ini sedang disusun oleh
LIPI. Dalam waktu dekat akan dilakukan penandatanganan memorandum of
understanding (MoU) antara LIPI dan Pemprov DKI.
“Kerja sama nanti, tanah disediakan
NTT bekerja sama dengan warga. Kemudian sapi-sapi di sana juga dikerjasamakan
ke kita. kita akan mulai dari pembibitan, feeding, pengembangan dan
pembesarannya, termasuk pengangkutannya ke Jakarta. Langsung ke Dharma Jaya
tidak lagi ke pedagang. Ini mengurangi banyak biaya,” jelasnya.
Pada prinsipinya, Pemprov NTT sudah
menyetujui rencana pembukaan lahan ternak sapi milik DKI. Bahkan, Pemprov NTT
siap menyediakan tanah sebanyak yang diinginkan Pemprov DKI Jakarta.
“Dia (Pemprov NTT) mengatakan berapa
keinginan Jakarta. Pada prinsipnya, mereka sanggup kok,” tuturnya.
Agar kerja sama itu bisa terealisasi
Pemprov DKI Jakarta akan memberikan Penyertaan Modal pemerintah (PMP) kepada PD
Dharma Jaya. Rencananya PMP untuk PD Dharma Jaya akan diajukan pada APBD
Perubahan mendatang. Pasalnya pada APBD 2015 hanya ditetapkan tiga BUMD saja
yang mendapatkan PMP, yakni PT MRT, PT Transjakarta, dan PT Bank DKI. (BS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar