"Saya enggak percaya," kata Risma kepada wartawan di Posko Crisis Center Kepolisian Daerah Jawa Timur, Minggu, 4 Desember 2014.
Apabila ada ancaman yang berkaitan dengan jaringan radikal maupun terorisme, Risma mengaku sudah melakukan antisipasi sejak lama. Bahkan ia setiap hari menghubungi Kepala Kecamata se-Surabaya untuk melaporkan segala aktivitas yang terjadi di daerah masing-masing. "Kalau tidak percaya silahkan lihat saya nanti ketika komunikasi dengan para camat se-Surabaya," kata dia.
Menurut Risma, sebenarnya potensi ancaman yang disampaikan Kedubes AS tidak tepat untuk Kota Surabaya. Pasalnya warga yang akan berangkat ke Suriah maupun keluar negeri yang akan pergi berjihad bukan warga Surabaya asli, namun dari sekitar wilayah Surabaya. "Termasuk dari Lamongan atau sekitar Surabaya," ujarnya.
Namun begitu, Risma mengaku telah menghubungi Kapolres Surabaya, Setija Junianta untuk menanyakan ihwal peringatan potensi ancaman terhadap warga AS di Surabaya yang dikeluarkan oleh Kedubes AS . "Ternyata tidak ada apa-apa, insyallah Surabaya aman dan kondusif."
Sebelumnya, Kedubes AS untuk Indonesia mengeluarkan peringatan keamanan bagi warga Amerika yang ada di Surabaya. Pernyataan itu termuat dalam laman situs resminya pada Sabtu, 3 Januari 2015.
"Kedutaan Besar Amerika Serikat menyadari adanya potensi ancaman terkait hotel-hotel dan bank-bank Amerika Serikat di Surabaya, Indonesia," tulis kedutaan AS dalam pernyataan di situs resminya itu.
Kedutaan AS juga merekomendasikan peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian saat mengunjungi fasilitas-fasilitas tersebut. Tidak ada rincian lebih lanjut dalam pernyataan Kedubes AS itu. Pihak kedutaan juga menyarankan semua warga AS di Surabaya maupun di luar Surabaya untuk melakukan pendaftaran nomor telepon genggam mereka. Tujuannya agar mereka mendapatkan peringatan dini soal ancaman keamanan yang disediakan oleh Kedubes AS. (Tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar