Di kantornya, Senin 5 Januari 2015,
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan penurunan harga minyak
tersebut membuat harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) lebih
rendah dari yang diasumsikan yaitu US$97 per barel dari sebelumnya US$105
perbarel.
"Konsekuensinya pengurangan
subsidi tapi juga penerimaan migas," ujarnya.
Bambang mengatakan, penghematan yang
dihasilkan dari penurunan harga minyak dunia tersebut sebenarnya bisa lebih
besar dari realiasi saat ini. Apalagi penurunan tersebut ditambah penghematan
pemerintah dari menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Namun, karena dalam pembahasan
APBN-P 2014 pemerintah sepakat membayarkan carry over atau kekurangan bayar
subsidi BBM kepada Pertamina, penghematan yang dihasilan menjadi lebih kecil.
Tanpa carry over Pertamina, penghematan yang dihasilkan yaitu sebeasr Rp 17
triliun.
"Angka aslinya kalau hanya
menghitung realisasi itu Rp 229 triliun, jadi hemat Rp 17 triliun.
Tahun ini menurut Bambang,
pemerintah juga berencana untuk membayarkan sebagian dari carry over yang ada
sebesar Rp 25 triliun. "Sehingga tinggal Rp 8 triliun untuk 2016,"
tambahnya. (VIVAnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar