Kawasan pemukiman kumuh di bantaran
kali Ciliwung.
|
"Solusinya ya, bebaskan semua
kawasan kumuh. Jadi dia tidak ada tempat untuk ngumpet. Kawasan kumuh
dibongkar, mereka dipindahkan ke rusun yang manusiawi sehingga saya bisa
kontrol," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (27/1).
Menurut Basuki, dengan hunian dan
tempat tinggal yang layak, maka akan mempengaruhi perilaku seseorang untuk
tidak berbuat jahat atau melakukan tindakan kriminalitas. Hunian layak juga
membuat pemerintah daerah bisa mengontrol dan keluarga orang bersangkutan juga
akan memberikan dampak positif bagi mereka.
"Polda kan sudah janjikan bahwa
Jakarta harus bebas dari preman. Kita juga berusaha mengurangi preman yang
biasanya mengutip uang parkir dengan parkir meter atau Terminal Parking
Electronic (TPE) dikasih (gaji) 2 kali UMP kalau sudah kontrak," jelasnya.
Dengan demikian, katanya, kehidupan
mereka bisa terangkat dan menjadi lebih terhormat karena memiliki profesi yang
layak. Selain itu, pihaknya juga akan memasang CCTV untuk dapat memantau
kondisi lingkungan, termasuk keamanannya. Tahun ini, ada sekitar 2.500 CCTV
yang akan dipasang.
"Kalau mereka preman, saya
harus jadi kepala preman. Kalau kamu dapat duit sekian dari parkir, saya kasih
yang resmi. Jadi kamu kerjasama sama saya saja yang resmi, preman baru. Kepala
preman baru Jakarta," pungkasnya.
Berdasarkan data dari Polda Metro
Jaya tahun 2014, wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Timur menjadi wilayah di DKI
yang paling rawan kriminalitas. Di Jakarta Pusat meliputi kawasan Monumen
Nasional (Monas), Tanah Abang, Gelora Bung Karno, Pasar Senen dan Gunung
Sahari. Sedangkan Jakarta Timur seperti di Cipayung, Cibubur, Cipinang, Kampung
Rambutan dan Rawamangun. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar