Kelompok teroris IS melakukan aksi
long march di jalan dekat Kota Tikrit (sumber: Daily Mail)
|
"Tim 'Densus 99' itu langsung
turun ke Malang dan Pasuruan. Hasilnya, identitas pembuat video terungkap
bernama Salim Mubarok sesuai data paspor, yakni kelahiran Pasuruan, 25 Agustus
1972," kata Ketua PW GP Ansor Jatim H Rudi Triwachid di Surabaya, Sabtu
(27/12).
Dalam rekaman yang diunggah di Youtube,
24 Desember 2014, seorang pria yang kini teridentifikasi sebagai Salim Mubarok
Attamimi itu mengancam Panglima TNI, Polri, dan Barisan Ansor Serbaguna
(Banser) Nahdlatul Ulama.
Menyikapi ancaman dalam video itu,
Ansor Jatim menggelar rapat terbatas di Grha Ansor Jatim, Gayungsari, Surabaya,
yang menyepakati pembentukan tim investigasi yakni Densus 99/Asmaul Husna.
"Beredarnya video itu memang
sempat membuat banyak kalangan menghubungi Ansor Jatim. Ini cukup beralasan
karena basis utama Ansor-Banser memang ada di Jatim," katanya.
Rudi memaparkan bahwa rumah Salim
Mubarok berada di RT 5 RW 6, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggung, Kota
Pasuruan. Rumah itu warisan dari kedua orangtua Salim.
Namun, Salim memilih pindah ke
Malang bersama istri dan anaknya dengan menyewa sebuah rumah di daerah
Kedungkandang, Malang.
Salim berasal dari keturunan Arab
Yaman Bani At Tamimi, karena itu dia dikenal dengan nama lengkap "Salim
Mubarok Attamimi".
Pada Mei 2014, Salim bersama istri
dan lima anaknya, tiga anak kandung, dua anak angkat, berangkat ke Suriah.
Sebelum memboyong istri dan lima
anaknya itu, Salim sebenarnya telah bergabung dengan ISIS di Suriah, dan sempat
beberapa kali kembali ke Pasuruan dan Malang.
Sebelum ke Suriah dan bergabung
bersama ISIS, Salim pernah berada di Yaman bergabung bersama AQAP, sebuah
organisasi sayap Al Qaidah di Yaman.
Saat berada di Yaman itu, Salim
diketahui beberapa kali masuk di daerah perbatasan antara Turki dan Suriah.
"Yang jelas, model ISIS itu
bukan cermin dakwah Islam, karena dakwah Islam dalam Alquran dan Hadis justru
tidak menganjurkan cara-cara kekerasan, melainkan cara bijaksana dan dengan
ajakan yang santun (ahsan)," katanya.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW menegaskan
bahwa kafir dzimmi pun wajib dilindungi. "Nabi juga menyatakan
perang dalam Islam itu hanya bersifat pertahanan diri. Jadi, Islam itu tidak
suka dengan cara-cara kekerasan, jadi cara ISIS itu bukan cara Islam, ISIS
hanya main klaim dengan Islam, padahal ISIS tidak Islami sama sekali,"
katanya. (BeritaSatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar