Jakarta - WARA -
Ribuan umat Kristiani terlihat memadati Gereja Katedral di kawasan Sawah Besar,
Jakarta Pusat, pada Rabu sore, 23 Desember 2014 untuk menghadiri misa malam
Natal. Ini merupakan ritual tahunan yang dilakukan umat Kristiani jelang
perayaan hari kelahiran Yesus Kristus.
Pantuan VIVAnews jelang misa
pertama yang digelar pukul 17.00 WIB tadi, mereka umat Kristiani telah memenuhi
kursi yang disediakan oleh panitia. Menurut Juru Bicara Panitia Perayaan Natal
Gereja Katedral Jakarta, Handes, pihaknya telah menyediakan 800 kursi untuk di
dalam gereja, 500 kursi di aula dan 2.500 kursi di pelataran Katedral.
"Biasanya umat yang hadir jauh
lebih banyak dibandingkan kursi yang disediakan," ungkap Handes.
Hal itu terbukti, karena hingga
pukul 17.30, umat masih terus membanjiri gereja, sementara fasilitas kursi
sudah terisi penuh. Alhasil, jemaat yang tidak bisa ditampung terpaksa
mengikuti misa di luar sambil berdiri.
Kemacetan lalu lintas pun tidak
terelakan akibat banyaknya jemaat yang mencari tempat parkir. Arus lalu lintas
sudah tersendat di Jalan Lapangan Banteng Utara dari arah Gambir.
Menurut Handes, untuk misa yang
digelar hari ini terdapat tiga sesi yaitu pukul 17.00, 19.30 dan 22.00.
Sementara, untuk hari Natal tanggal 25 Desember, terdapat lima sesi misa yakni
pukul 06.00 WIB, 07.30 WIB, 09.00 WIB, 11.00 WIB dan pukul 18.00 WIB.
Dalam misa Natal kali ini, ujar
Handes, pihak gereja mengangkat tema Berjumpa dengan Allah Dalam Keluarga.Tema
tersebut, kata dia, menjadi pengingat akan kehadiran Yesus di tengah-tengah
keluarga.
Animo misa Natal yang besar juga
terlihat di gereja Katedral Denpasar, Bali. Dalam pantauan VIVAnews,
misa sesi pertama yang digelar pukul 18.00 WITA dipadati oleh umat Kristiani.
Sebanyak 5.000 tempat duduk yang disediakan pun terisi penuh.
Mengetahui tidak memperoleh tempat
duduk, jemaat tidak kecewa terhadap panitia, melainkan menggerutu sendiri,
karena tidak datang lebih awal.
"Mohon permakluman umat
sekalian, tempat sudah penuh. Mohon menunggu misa kedua yang dilaksanakan pukul
21.30 WITA atau silahkan mengikuti misa di Gereja Kepaon, Gereja Emanuel yang
dimulai pukul 20.30 WITA," ungkap koordinator pengamanan internal Gereja
Katedral, Rosali Sinarta melalui pengeras suara.
Pengamanan Ketat
Tingginya animo umat Kristiani
menghadiri misa malam Natal, membuat polisi memberlakukan pengamanan ketat.
Mereka tidak ingin kecolongan terhadap oknum tertentu yang memanfaatkan malam
Natal untuk beraksi.
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman
mengatakan, momen Natal dan Tahun Baru biasanya digunakan para pelaku teror
untuk menjalankan aksinya. Dalam apel Operasi Lilin di Mapolda Metro Jaya
Selasa kemarin, Sutarman membenarkan masih terdapat ancaman teroris.
"Tapi, ancaman itu tidak signifikan," kata dia.
Bahkan, untuk mengatasi aksi teror,
lanjut Sutarman, personel polisi di seluruh Tanah Air sudah melakukan berbagai
tindak pencegahan.
"Sebelum teroris berhasil
meledakkan bom, jajaran Polri sudah berhasil menangkapnya. Polisi saat ini
lebih hebat," tuturnya.
Intelijen, ujar Sutarman, terus
bergerak untuk memantau orang-orang atau kelompok tertentu yang dicurigai
sebagai teroris. Kelompok teroris di kantung-kantung tertentu akan terus
dipantau.
Untuk pengamanan perayaan Natal dan
Tahun Baru 2015, Sutarman mengerahkan 80.560 anggota polisi. Mereka terdiri
dari 696 personel Mabes Polri dan 79.862 polisi Polda.
"Ada 1.000 titik pengamanan
Natal di seluruh Indonesia, termasuk di gereja-gereja. Selain itu, masalah
kecelakaan lalu lintas dan kejahatan konvensional, keamanan distribusi bahan
bakar minyak, sembilan bahan pokok, tetap menjadi fokus pengamanan," kata
dia.
Untuk pengamanan Gereja Katedral di
Jakarta, polisi menerapkan tiga ring lapis pengamanan. Koordinator Keamanan
Keuskupan Agung, Thomas Bambang, menjelaskan tiga ring itu terdiri dari komplek
Gereja Katedral yang diamankan pamdal (pengamanan dalam). Ring 2 yakni putaran
di Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Pos.
"Sementara, untuk ring 3, ada
di tempat parkir yang dikelola oleh tiga pihak yakni kantor pos besar, Santa
Ursula dan Masjid Istiqlal," kata Thomas.
Pada ring pertama dijaga oleh
65 anggota keamanan pamdal selama setiap sesi misa ditambah 90 anggota
polisi. Sedangkan untuk ring 2, Gereja bekerja sama dengan Polri dan TNI yang
mengerahkan 225 personel dan ditambah Satpol PP DKI dari kecamatan dan Pemprov
sekitar 40 sampai 50 orang.
Semangat Toleransi
Namun, dalam pengamanan malam Natal
tahun ini, polisi tidak bekerja sendiri. Mereka turut dibantu oleh beberapa
organisasi kemasyarakan lintas agama.
Seperti yang terlihat saat apel
siaga pengamanan Natal dan Tahun Baru 2015 di markas Kepolisian Resor Ambon
pagi tadi. Ratusan umat Islam yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid (Irma)
turut bergabung bersama polisi dan TNI.
Menurut Kapolres Ambon, AKBP Kamaruz
Zaman, Irma menerjunkan sekitar 120 anggota untuk bergabung bersama polisi dan
TNI dalam operasi pengamanan di 48 gereja di Ambon. Sementara, pengamanan Natal
dan Tahun Baru di Depok, kerja polisi dibantu oleh beberapa ormas, antara lain
Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dari Nahdatul Ulama. Bahkan, Front Pembela
Islam (FPI) juga disebut siap membantu.
"Tapi, kami belum berkoordinasi
dengan FPI. Jika berkenan, maka kami akan lakukan koordinasi juga," ungkap
Kapolresta Depok, Komisaris Besar Ahmad Subarkah.
Selain di Depok, Banser Ansor juga
bergerak di Solo. Sebanyak 300 personel disiagakan di delapan gereja. Salah
satunya adalah Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton yang pernah
dijadikan lokasi bom bunuh diri tahun 2011 lalu. Akibatnya pelaku bom bunuh
diri tewas dan melukai 28 orang.
"Kami ikut menjaga keamanan
teman-teman Nasrani yang merayakan Natal. Kami akan bergabung dengan para
personel dari kepolisian," ungkap Ketua Gerakan Pemuda Ansor (organisasi
induk Banser) Solo pada Rabu ini.
Gereja yang dijaga Banser, kata
Anwar, berdasarkan pemilihan dari organisasi itu sendiri.
Selain terlibat dalam pengamanan
Natal, solidaritas juga disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj. Dia mengatakan, tidak ada larangan bagi
masyarakat yang ingin memberikan ucapan selamat Natal bagi umat Kristiani. Said
turut mengucapkan salam Natal kepada mereka yang merayakan.
Dia berharap, pada perayaan Natal
pada hari Kamis, masyarakat bisa saling mendukung dan menjaga situasi
kondusif.
Pesan Natal Dunia
Natal turut dirayakan oleh warga
internasional, termasuk di Inggris. BBC edisi Rabu, 24 Desember 2014,
sekitar empat juta warga Inggris akan bepergian ke luar negeri antara tanggal
19 Desember 2014 hingga 3 Januari 2015.
Mereka lebih memilih bepergian
dengan pesawat terbang dibandingkan kereta api. Menurut data, bandara paling
sibuk di Inggris, Heathrow, akan melayani 87.782 penumpang yang pergi dan
77.719 penumpang yang tiba di Inggris.
Sementara, di Bandara Glasgow, telah
melayani sekitar 120 ribu penumpang antara Kamis pekan lalu hingga Selasa. BBC
mencatat terdapat kenaikan jumlah penumpang sekitar 10 persen dibandingkan
Natal tahun 2013.
Perdana Menteri Inggris, David
Cameron, menyampaikan melalui Natal ini, dia ingin menekankan nilai-nilai
Kristiani dalam pesannya kepada publik. Cameron menyebut nilai berbagi, memberi
dan saling menjaga satu sama lain di Inggris dan di seluruh dunia, adalah
sesuatu yang dibanggakan oleh warganya.
Pesan Natal berbeda disampaikan oleh
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott. Dilansir dari stasiun televisi SBS
hari ini, Pemimpin Partai Liberal itu mengatakan, Natal tahun ini menjadi momen
sulit, karena Negeri Kanguru baru saja melalui insiden sulit. Salah satunya
penyanderaan di Kafe Lindt, Sydney pada dua pekan lalu.
Dia turut mendorong kepada warga
Australia agar menggunakan momen Natal ini untuk membantu orang lain dan
berkontribusi kepada mereka yang telah menunaikan tugasnya.
"Kita harus menghormati pasukan
pengamanan, khususnya mereka yang bertugas jauh dari rumah pada Natal tahun
ini. Mereka rela mengorbankan jiwa untuk melindungi orang lain dan kita harus
berterima kasih untuk pelayanan yang mereka berikan," ujar Abbott. (VIVAnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar