Jakarta – Agung Laksono sama sekali tidak mempercayai pernyataan
Aburizal Bakrie bahwa Partai Golkar di bawah kepemimpinannya akan memotori
Koalisi Merah Putih (KMP) untuk menjadi mitra penyeimbang pemerintahan Presiden
Joko Widodo, karena menurutnya motif pendirian KMP tak lain hanyalah dendam
politik.
“Kalau memang jadi penyeimbang
bagus-bagus saja. Tapi yang sekarang ini terjadi basic-nya ke dendam.
Kalah di pilpres (pemilihan presiden) kemarin, ‘kapan gua bales’. Ini
menghasilkan keputusan emosional dan kadang-kadang irasional,” kata Agung dalam
wawancara dengan media, Minggu (30/11).
Sebagai bukti, Agung memaparkan
bahwa baru satu bulan kabinet Jokowi bekerja, sudah ada gerakan interpelasi DPR
yang dipelopori para politisi KMP.
“Belum apa-apa sudah interpelasi.
Ini melelahkan dan mengganggu. Dan tentu suatu saat berharap ada kekeliruan,
ada kesempatan impeachment (penggulingan presiden). Karena itu tadi,
diarahkan ke pintu pelanggaran untuk jadi pintu masuk impeachment. Dari
segi ini kita tidak setuju,” jelasnya.
Agung adalah tokoh di balik
perlawanan internal Golkar terhadap Ketua Umum Aburizal Bakrie, dengan
mendirikan Presidium Penyelamat Partai bersama beberapa kader Golkar lainnya.
Mereka menentang pelaksanaan Musyawarah Nasional Golkar yang sedang berlangsung
di Bali pekan ini.
Gerakan yang dilakukan KMP di
parlemen sekarang menurut Agung tidak menghormati siklus kepemimpinan lima
tahunan dan tidak menghormati UUD, karena bertujuan pada impeachment.
Agung juga mengkritik keputusan
Aburizal menjadikan KMP koalisi permanen sebagai langkah yang tidak realistis
dan tidak bijaksana. Apalagi, keputusan sepenting itu diambil tanpa menunggu
dibicarakan dulu dalam Munas partai.
Dalam pidato pembukaan Munas Golkar
di Bali hari yang sama, Aburizal mengatakan Partai Golkar memasuki fase baru
dengan menjadi kekuatan penyeimbang, yang belum pernah terjadi sebelumnya,
bersama mitra koalisi “dalam tenda besar KMP.”
Aburizal juga menyampaikan pesan
khusus ke Presiden Jokowi bahwa “Golkar dan KMP mengulurkan tangan
persahabatan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar