Jumat, 19 Desember 2014

Dibuang di Tong Sampah, Bayi Ini Dibiarkan Luka-luka Digigiti Semut



WARA - Seorang ibu tega membuang bayi perempuan yang baru saja dilahirkan. Saat ditemukan bayi itu dikerubungi semut saat ditemukan di tong sampah di India.

Bayi perempuan yang baru berusia dua jam, ditemukan tertutupi dengan kain dan penuh luka karena gigitan semut dekat sebuah sekolah di Bhopal.

Seorang pengaja sekolah bernama Ahmed Kahn dikejutkan dengan penemuan bayi tersebut. Saat ditemukan ia mengatakan kalau bayi itu jelas merasa kesakitan karena gigitan semut.

"Saya mendengar suara bayi menangis, tapi pada awalnya saya pikir itu suara anak-anak yang sedang main-main. Tapi aku menyadari itu berasal dari tempat sampah di seberang jalan dan ketika aku pergi melihatnya darah mengalir dari tubuh merah bayi itu karena dikerubungi semut," kata pria 32 tahun itu seperti yang dikutip Mirror.co.uk.

"Itu benar-benar mengerikan," ujarnya lagi.

Saat ditemukan oleh Ahmed bayi itu terlihat mengerang kesakitan. "Terlihat tangan dan kakinya meronta-ronta seakan ingin menjauhkan gigitan semut itu, namun ia tidak sanggup," tambahnya.
"Saya langsung menariknya keluar, mengalahkan semut dan memanggil ambulans."

Bayi itu dibawa ke rumah sakit dan kini dalam kondisi kritis. Polisi mengatakan mereka tengah melacak dari rekaman CCTV seorang perempuan berkerudung membuang bayi di tempat sampah.

"Wanita itu dari kota Chindwada tapi pindah ke sini tahun lalu dan tinggal bersama adiknya. Dia hamil dengan seorang pria yang tidur dengannya dengan dalih menikah, tapi kemudian menghilang," kata seorang juru bicara Polisi.

Diduga karena perasaan bersalah dan malu ia membuang bayi yang baru dilahirkannya dan untuk menghindari penghinaan dari masyarakat. "Dia bisa ditangkap dan dikenakan hukuman karena membahayakan kehidupan seorang anak."

Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan: "bayi itu baru berusia dua jam dan dalam dalam kondisi yang sangat buruk." (Tribun)

Ketua Komisi IX DPR Pertanyakan Kebijakan Mendag




Jakarta - WARA - Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Dede Yusuf mempertanyakan kebijakan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang mewajibkan pegawai negeri sipil (PNS) minum jamu di setiap hari Jumat. Dede merasa perlu dilakukan kajian cermat sebelum menggulirkan kebijakan tersebut.

"Tujuannya apa? Jamu yang mana? Sebab ada jamu yang natural tradisional, ada yang campuran kimia. Apakah punya data pembedanya?" kata Dede, saat dihubungi, Jumat (19/12/2014).

Politikus Partai Demokrat itu menuturkan, jika pemerintah ingin meningkatkan industri jamu nasional, maka langkah yang harus diambil adalah dengan cara menggulirkan kebijakan yang lebih elegan. Misalnya mempermudah izin, atau menjadikan sektor pariwisata nasional sebagai pemicu peningkatan konsumsi jamu.

Dari sektor pariwisata, kata Dede, pemerintah bisa menggiring turis lokal dan mancanegara untuk ikut mengkonsumsi jamu. Dengan begitu, permintaan pada produksi jamu akan meningkat sekaligus mempopulerkannya secara lokal dan internasional.

"Harusnya bikin kebijakan yang lebih tepat, misalnya bikin rumah jamu (house of jamu), setiap turis yang datang akan didorong membeli jamu jika berkunjung ke Indonesia. Seperti di Korea, turis 'dipaksa' masuk ke House of Ginseng oleh tiap travel wisata disana," ujarnya.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mensosialisasikan kepada seluruh PNS di kementerian/lembaga untuk minum jamu setiap hari Jumat. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong konsumsi jamu produk dalam negeri dan dianggap mampu menyehatkan para PNS.

"Nanti di semua kantor pemerinth akan gaungkan minum Jamu," ujar Rachmat. (KOMPAS.com)

Hari Pertama Kerja Jadi Wagub Djarot Saiful Tidak Ngantor



Jakarta - WARA -  Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak terlihat berkantor di hari pertamanya masuk kerja setelah dilantik. Sebelumnya ia ditugaskan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ikut acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (18/12/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok teresebut pun mengaku dirinya tidak bertemu pendampingnya tersebut di hari pertama Djarot bekerja.

"Saya nggak ketemu. Kan dia ikut Musre‎nbang. Dia-kan Musrenbang seharian," ucap Ahok di Balai Kota, Kamis (18/12/2014).

Mantan Bupati Belitung Timur ini pun mengatakan selama satu hari dirinya pun tidak melakukan komunikasi dengan mantan Wali Kota Blitar. Ahok tahunya Djarot ditugaskan ikut acara Musrenbang berlangsung seharian.

"Aku belum kontak loh. Kan saya yang minta dia wakili ke Musrenbang," ungkapnya.

Meskipun Djarot tidak berkantor di ruang Wakil Gubernur di hari pertama kerjanya usai dilantik, Rabu (17/12/2014), Ahok tidak mempermaslahkannya karena dirinya memang menugaskan Djarot untuk selalu blusukan.

"Memang tugasnya dia blusukan‎. Emangnya PNS harus absen-absen," ujarnya. (Tribun)

Ahok Pangkas Anggaran Disparbud DKI



Jakarta- WARA - Anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI membuat mata Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melotot.

Ahok begitu terkejut ketika dinas di bawah kendali Arief Budiman itu mengajukan anggaran sampai Rp 1,2 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015. Menurut Basuki, anggaran itu tergolong fantastis untuk pembiayaan program Dinas Pariwisata.

"Sekarang saya tanya Rp 1,2 triliun itu buat apa saja, untuk apa? Kenapa swasta juga kamu biayain buat promosi ke luar negeri? Seperti cetak brosur juga, pernah enggak kamu lihat brosur-brosur (wisata) di Jakarta?" kata Basuki kesal, seusai mendengarkan pengarahan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, di Balai Kota, Jumat (19/12/2014).

Selain itu, lanjut dia, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta perlu melakukan efisiensi kegiatan pada tahun 2015. Basuki melihat, selama ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI kerap menyelenggarakan berbagai acara dengan tema serupa, tetapi namanya saja yang berbeda.

Kegiatan itu, kata Basuki, hanya menghabiskan anggaran. "Pokoknya saya potong saja (anggaran tidak perlu). Misalnya kalau ada kegiatan sosialisasi sejenis ya digabung saja," kata Basuki.

Salah satu program tahun 2014 yang sudah dipangkas adalah penyelenggaraan acara fashion seperti Jakarta Fashion Week pada bulan Desember ini. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, kata Basuki, menganggarkan Rp 3 miliar untuk menyelenggarakan acara tersebut.

Padahal, lanjut dia, penyelenggaraan Jakarta Fashion Week sudah baik dan Pemprov DKI dapat berpartisipasi di sana. Lebih baik, anggaran Rp 3 miliar itu diberikan kepada pihak swasta, misalnya Femina Group untuk melatih desainer muda Jakarta sepanjang satu tahun.

"Uangnya juga masih lebih kalau untuk pelatihan desainer daripada mengadakan pameran terus bubaran. Ini duitnya ada Rp 3 miliar mau bikin (acara) tandingan yang mirip-mirip itu (Jakarta Fashion Week), ngapain? Artinya apa, ya mau habisin anggaran saja, (kegiatan) ini yang mesti di-lock," kata Basuki lagi.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) telah memangkas anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI di RAPBD 2015, dari Rp 1,2 triliun menjadi sekitar Rp 650 miliar. (Warta Kota)

Demokrat Minta Tim Ekonomi Jokowi Bekerja, Tak Usah Sibuk Pencitraan



Sabrina Asril Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Hermanto
Jakarta - WARA— Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Hermanto menyesalkan pernyataan Menko Perekonomian Sofyan Djalil yang menyebutkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah akibat kebijakan-kebijakan yang tak dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.

Agus menilai, pernyataan itu tak berdasar dan dilontarkan untuk menutupi ketidakmampuan tim ekonomi pemerintahan Joko Widodo untuk membangkitkan nilai tukar rupiah.

"Dollar sudah tinggi. Ini lampu kuning bagi pemerintahan Jokowi. Tim ekonomi Jokowi kesulitan, tinggalkan dengan menyalahkan orang lain," kata Agus, di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/12/2014).

Menurut Agus, selama 10 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tak pernah sekali pun menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Oleh karena itu, ia berharap, Jokowi beserta jajarannya pun bisa melakukan hal yang sama. Agus juga meminta Jokowi memperbaiki kinerja tim ekonominya agar fokus memperbaiki posisi rupiah terhadap dollar AS dan tidak sibuk melakukan pencitraan atau menyalahkan orang lain.

"Tim ekonominya Pak Jokowi hanya ingin menyalahkan saja. Semua kalau hanya pencitraan, coba bayangkan rupiah sampai segitu. Tim ekonominya memang betul sangat lemah, harus diperkuat, kalau perlu kerja 24 jam," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku mengikuti perkembangan situasi di Tanah Air, termasuk soal gejolak ekonomi akibat jatuhnya nilai rupiah belakangan ini. Ia mengaku juga mengamati komentar publik, termasuk jajaran pemerintah terkait masalah ini. Dalam pengamatannya, SBY merasa dijadikan "kambing hitam" atas situasi ekonomi saat ini, terutama oleh pembantu Presiden Joko Widodo.

Terkait tudingan tersebut, SBY meminta kepada orang-orang yang bekerja dalam 10 tahun pemerintahannya untuk bersabar. Ia meminta mereka tidak ikut melontarkan tudingan.

Pada Senin (15/12/2014) lalu, Sofyan menilai, terpuruknya rupiah saat ini tak terlepas dari pengaruh kebijakan pemerintah masa lalu. Sofyan mengatakan, tak banyak yang bisa dilakukan pemerintah saat ini untuk mengembalikan nilai tukar rupiah. Apalagi, pada akhir tahun, biasanya perusahaan-perusahaan menukarkan dollar yang dimiliki untuk membayar utang. (KOMPAS.com )