Jokowi Minta TKI Jaga Nama Baik Indonesia

Bandar Seri Begawan - WARA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Brunei Darussalam meminta warga negara Indonesia (WNI), khususnya para tenaga kerja Indonesia (TKI) menjaga nama baik Indonesia di negeri itu.

"Sejak saya sampai di sini, tidak ada masalah yang berkaitan dengan TKI, namun beberapa menit lalu ada yang menangis ke saya, saya dengar ada yang berantem," kata Jokowi dalam kesempatan pertemuan dengan WNI di Kantor KBRI Brunei Darussalam, Minggu (8/2).

Ia meminta agar sesama WNI di perantauan menjaga kerukunan dan kerja sama. "Jaga nama baik Indonesia," ujar Jokowi.

Kondisi TKI di Brunei relatif lebih baik dibanding negara lain. "Gaji juga enak, dari wajah juga kelihatan senang-senang di sini," kata Jokowi.

Ia menyebutkan kondisi Brunei berbeda dengan Malaysia, dimana Pemerintah Indonesia harus menjemput sekitar 800 orang TKI ilegal pada Januari lalu.

"Di Malaysia ada sekitar 2,3 juta TKI, yang ilegal 1,2 juta orang, 800 sudah dijemput dan dalam waktu dekat akan dijemput lagi dengan hercules sekitar 1.000 orang," katanya.

Ia meminta agar di Brunei tidak ada TKI ilegal. "Ini akan menyulitkan pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada mereka," katanya.

Sesampai di depan pintu pagar KBRI, Presiden Jokowi disambut ratusan WNI. Presiden Jokowi turun untuk menyalami satu per satu WNI tersebut. Kondisi serupa juga terjadi di ruang pertemuan Presiden dengan WNI di Aula KBRI Brunei Darussalam.

Sementara itu Dubes RI untuk Brunei Darussalam Nurul Qomar meminta agar WNI di negara itu lebih giat bekerja.

"Mudah-mudahan tidak ada yang bermasalah," kata Nurul.

Selain Ibu Negara Iriani Joko Widodo, tampak menyertai kunjungan Presiden Jokowi antara lain Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid. (BS)