Keributan terjadi, lantaran petugas Satpol PP dan sekolompok orang itu hendak membubarkan prosesi doa di depan gerbang Gereja Yasmin, Kamis (25/12/2014).
Suasana makin memanas, ketika jemaat yang rata-rata didominasi oleh kaum wanita itu enggan membubarkan diri dari lokasi, setelah petugas meminta agar tak menggelar kegiatan di Gereja Yasmin.
"Hei, mau apa lo semua ke sini. Di sini bukan tempat ibadah," ucap salah satu warga yang menentang keberadaan GKI Yasmin. Warga yang satu lagi menimpal, "Kalau enggak mau bubar dari sini, gue bubarin paksa," katanya.
Intimidasi dan kata-kata kasar terus terlontar dari sekelompok orang yang tidak setuju dengan adanya GKI Yasmin. Aksi baku hantam pun nyaris terjadi, tatkala beberapa jemaat GKI Yasmin balik melawan.
"Kami bukan teroris, kami hanya ingin beribadat," kata salah satu jemaah GKI Yasmin sambil berteriak. Sejumlah jemaat pun histeris seketika, bahkan sampai menitikan air mata akibat perlakuan intimidasi yang mereka terima.
Jemaat pun akhirnya terpaksa membubarkan diri dari lokasi, dan dikawal oleh petugas kepolisian serta Satpol PP.
Polemik GKI Yasmin memang sudah berlangsung cukup lama. Pemerintah Kota Bogor, di era kepimpinan Diani Budiarto telah mencabut surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atas Gereja Yasmin pada tanggal 11 Maret 2011.
Saat itulah, Gereja Yasmin disegel sampai saat ini. Hingga hari ini, jemaat GKI Yasmin terpaksa beribadah secara sembunyi-sembunyi. Kegiatan ibadah dilakukan bergantian di rumah jemaat. Sesekali mereka melaksanakan peribadatan di depan Istana Negara Jakarta. (Tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar