Jakarta – WARA - Presiden
Joko Widodo harus segera mencabut ucapannya yang akan menenggelamkan
kapal-kapal Malaysia yang melakukan illegal fishing. Pernyataan Jokowi yang
disampaikan ketika berkunjung ke Brisbane, Australia itu dinilai terlalu vulgar
dan bar-barian.
“Seorang presiden haruslah bertutur yang santun dan sesuai
dengan kaidah hukum karena pernyataan seorang presiden akan menjadi konsumsi
publik, baik dalam maupun luar negeri,” ujar Sekretaris Jenderal Himpunan
Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (HUMANIKA), Sya’roni, seperti dikutip
Kantor Berita Politik RMOL Ahad, 23 November 2014.
Menurut dia, perkataan ‘menenggelamkan’ dan ‘membakar’,
tidak pantas diucapkan oleh seorang presiden. Ucapan Jokowi yang sangat kasar
itu bisa menyinggung perasaan negara sahabat. Khawatirnya, mereka membalas
dengan tindakan serupa kepada nelayan-nelayan Indonesia. “Presiden Jokowi juga
harus bertindak sesuai hukum yang berlaku. Menenggelamkan kapal illegal fishing
mencerminkan Jokowi tidak paham aturan hukum,” paparnya.
Kapal asing yang melanggar di wilayah Indonesia,
katanya, semestinya diproses sesuai aturan hukum. Jika terbukti melakukan
pencurian ikan, maka perlu ditindak dengan hukuman berat yang setimpal.
Lebih lannjut dikatakan dia, daripada melakukan
tindakan, pemerintah lebih baik melakukan pencegahan. Adanya illegal fishing
membuktikan patroli laut masih bisa ditembus oleh kapal-kapal asing. “Ke depan,
perlu ditingkatkan intensitas patroli sehingga tidak ada lagi kapal asing yang
bisa memasuki perairan Indonesia. Kalau perlu segera aktifkan drone sebagaimana
janji Jokowi semasa kampanye.
Bukan hanya warganegara Indonesia yang
memperbincangkan pernyataan Jokowi. Warganegara Malaysia pun kini tengah
membicarakan instruksi Jokowi agar kapal-kapal Malaysia yang mencuri ikan di
laut Indonesia dikaramkan.
Seorang warganegara malaysia bernama Dato A.
Tamimi Siregara alias Tunku Raja Subung Pahu, misalnya, dalam halaman Facebook
miliknya mengecam pernyataan Jokowi itu. Seraya meminta maaf kepada
sahabat-sahabatnya dari Indonesia, Dato Tamimi mengatakan, “Memang dia (Jokowi)
mula kurang ajar.”
Menurut Dato Tamimi, dirinya menyukai Jokowi
sejak Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo. Tetapi, katanya lagi dalam, dialek
Melayu Malaysia,
“Bila dia tak sadar siri cakap lepas tak peduli jiran tetangga
aku mula meluat. Senang2 nak karam bot kita. Dia tak tau rakyatnya berjuta kat
negara ni?” “Patutlah Sumatra Barat tak sokong dia. Semoga kes BBM di Indonesia
skrg ni mengajar dia jgn sombong. Cilakak punya Jokowi,” demikian Dato Tamimi.
(RakyatMerdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar