Presiden Joko Widodo meluncurkan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat di Jakarta |
Jakarta - WARA,
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
menilai terdapat empat hal yang menjadi dasar turunnya popularitas Presiden
Joko Widodo di mata publik. Empat hal ini juga yang diyakini akan menjadi pemicu
berbaliknya dukungan publik untuk meninggalkan Joko Widodo.
Peneliti Senior LSI, Ade Mulyana,
menyebutkan keempat hal itu yakni, pertama kurangnya sosialisasi dari
pemerintahan baru untuk alasan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada
publik. Catatan LSI, dari survei mereka terdapat 58,45 persen publik ternyata
tidak menerima alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Kedua, menguatnya persepsi publik
terhadap dampak kenaikan harga BBM pasti akan membuat beban hidup makin
bertambah. Fakta menunjukkan terjadi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok
secara signifikan pasca kenaikan harga BBM.
“Survei kami mencatat ada 74,38
persen yang menyatakan bahwa kenaikan harga BBM membuat hidup mereka sulit,”
ujar Ade, Minggu 23 November 2014.
Kemudian, ketiga adalah keraguan
publik terhadap program kompensasi BBM yang diterapkan oleh pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla. Sebanyak 51,63 persen publik bahkan menyatakan, mereka
meragukan bahwa program kompensasi, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia
Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera, akan benar-benar dirasakan oleh
masyarakat kelas bawah.
“Publik ragu bahwa rencana
pengalihan subsidi yang katanya ke infrastruktur dan pelayanan publik lainnya
akan sampai ke bawah. Sebab sampai saat ini kasus korupsi dan buruknya
pelayanan publik membuat keraguan mereka semakin kuat,” ujarnya.
Terakhir, atau keempat adalah,
kenaikan harga BBM dilakukan sebelum ada program pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla yang dirasakan oleh masyarakat. LSI mencatat sebesar 62,41 persen
publik menyatakan bahwa hingga usai dilantik belum ada manfaat yang bisa
dirasakan oleh masyarakat.
“Sampai detik sebelum harga BBM
diumumkan naik, belum ada program yang sudah terasa manfaatnya oleh masyarakat.
Ini kan jadi warning bagi Jokowi, bahwa mereka bisa saja suatu saat
ditinggalkan pendukungnya,” ujar Ade. (VIVAnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar