Menlu Prancis Serukan Gencatan Senjata Di Jalur Gaza
Wina –
Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Laurent Fabius menyerukan gencatan
senjata dengan segera di Israel dan Jalur Gaza. Konflik enam hari ini
disebutnya “benar-benar menimbulkan malapetaka”.
“Di Gaza dan Israel, prioritas mutlak adalah terjadinya gencatan
senjata,” ujar Laurent Fabius kepada wartawan di Wina, Minggu (13/7).
Ia tengah mengumpulkan rekan-rekannya dari Barat untuk membahas
program nuklir Iran yang kontroversial dalam sebuah pertemuan yang juga
menyentuh tentang serangan yang terjadi di Gaza.
“Dalam konteks ini eskalasi telah benar-benar menjadi sebuah
malapetaka, Prancis – sebagai Dewan Keamanan (DK) Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) – menyerukan untuk kembali ke gencatan senjata
2012,” ujarnya, merujuk pada perjanjian gencatan senjatan yang
mengakhiri babak akhir dari pertempuran antara Israel dan milisi Hamas
pada November 2012.
Serangan mendadak terbaru ini berubah menjadi aksi kekerasan dimulai
pada 12 Juni ketika tiga remaja Israel diculik dan dibunuh, sehingga
memicu tindakan keras militer besar-besaran pada Hamas di Tepi Barat dan
meningkatnya serangan roket dari Gaza.
Pembunuhan balas dendam brutal terhadap remaja Palestina yang
dilakukan kelompok ekstremis Yahudi pada 2 Juli juga menambah dorongan
untuk menyerang, yang memperburuk aksi ini ke dalam konflik
habis-habisan pada 8 Juli ketika Israel melancarkan operasi militer
udara terhadap milisi Gaza.
Jumlah korban tewas warga Palestina akibat operasi militer udara
Israel telah mengenai 166 korban, menyusul hari paling berdarah pada
Sabtu (12/7) ketika sebanyak 56 orang meninggal.
Sejauh ini, tidak ada warga Israel yang tewas, kendati kelompok
milisi Gaza telah menggempur bagian selatan dan tengah negara dengan
sekitar 660 roket sejak pertempuran dimulai.
Israel pun telah memperingatkan bahwa persiapan serangan darat sedang
dipersiapkan, dengan tank-tank dan artileri yang berkumpul di sepanjang
perbatasan dan sekitar 33.000 tentara cadangan telah dikerahkan dari
40.000 tentara yang disetujui oleh kabinet.
Sebuah keputusan apakah akan melancarkan operasi darat bisa terjadi pada Minggu.
Presiden Prancis Francois Hollande juga bergabung dengan seruan
Fabius untuk “gencatan senjata dengan segera” pada Minggu, yang mengarah
pada “naiknya jumlah korban sipil Palestina” dan risiko dari intervensi
serangan darat.
Sementara itu Menteri Pertahanan (Menhan) Jean-Yves Le Drian meminta
pada “Israel untuk menahan diri dalam menanggapinya dan khususnya dalam
hal menghormati hukum internasional dan memastikan bahwa korban sipil
dapat dihindari.”
“Prancis menyerukan gencatan senjata dengan segera… untuk memastikan
bahwa semua pihak mulai berunding satu sama lain untuk menghindari
eskalasi yang berubah menjadi tragis bagi bagian dari dunia ini,” kata
dia dalam sebuah wawancara televisi.
Ribuan Warga Sipil Gaza Mulai Mengungsi Tinggalkan Rumah Mereka
RIMANEWS - Ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka di Gaza,
Palestina, Minggu (13/7). Hal ini karena Israel memperingatkan akan
melakukan serangan roket ke pemukiman mereka.
Di hari keenam serangan Israel, sedikitnya 160 warga Palestina telah
meninggal akibat serangan yang ditujukan kepada kelompok Hamas. Namun
sebagian besar korban yang tewas adalah warga sipil, bahkan anak-anak.
"Warga sipil yang gagal untuk mematuhi instruksi yang kami berikan
untuk meninggalkan rumah, akan membahayakan nyawa mereka dan keluarga,"
ujar peringatan yang ditulis oleh militer Israel di sekitar Beit Lahiya,
kota di perbatasan Jalur Gaza dan Israel, dilansir Reuters, Minggu
(13/7).
Israel kembali melancarkan serangan ke jalur Gaza tepatnya di rumah
kepala polisi setempat, Minggu pagi. Sebanyak 18 orang tewas, termasuk
gadis kecil berusia tiga tahun dalam serangan itu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 160 warga palestina
telah tewas sejak serangan intesif Israel yang dimulai Selasa (8/7)
lalu. Sebanyak 135 sipil tewas, termasuk 30 anak-anak diantaranya. Lebih
dari 1000 orang telah terluka.
Serangan darat juga telah diluncurkan oleh Israel pada hari ini.
Komando Angkatan Laut Israel bentrok dengan Hamas di pantai Jalur Gaza.
Israel mengatakan invasi darat di Gaza tetap menjadi pilihan dan hingga
saat ini, mereka telah menggerakan lebih dari 30 ribu tentara cadangan
untuk melancarkan aksi tersebut. [afk/rol]
PM Israel: Kami Akan Terus Bombardir Gaza
Tel Aviv, - Pejabat tinggi Hak Asasi Manusia PBB telah menyerukan
penyelidikan atas serangan udara Israel di Gaza, dengan alasan bahwa
penargetan rumah warga Palestina - yang mengakibatkan tingginya angka
kematian di antara warga sipil, terutama anak-anak - bisa melanggar
hukum internasional.
Peringatan dari Navi Pillay, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, itu datang pada hari kelima pengeboman Israel ke Jalur Gaza dan serangan roket militan Islam ke wilayah Israel.
Sejauh ini, lebih 100 warga Gaza telah tewas, kebanyakan warga sipil.
Termasuk sedikitnya 23 anak-anak. Lebih dari 670 orang terluka. Saat ini
belum ada korban jiwa Israel.
Pillay mengatakan, pihaknya telah
menerima laporan menyedihkan yang menyebut banyak korban sipil, termasuk
anak-anak terjadi akibat dari serangan Israel ke rumah di Gaza.
"Laporan tersebut menimbulkan keraguan serius tentang apakah serangan
Israel telah sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak
asasi manusia internasional," kata Pillay dikutip Guardian, Sabtu
(12/7/2014).
Pillay menambahkan bahwa penembakan roket dari Gaza ke Israel juga merupakan pelanggaran.
"Setiap dugaan pelanggaran hukum internasional harus segera independen,
menyeluruh dan efektif diselidiki dengan maksud untuk menjamin keadilan
dan reparasi bagi para korban," jelasnya.
Namun, Perdana Menteri
Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pemerintahannya tak akan
mendengarkan kritik dari luar negeri. Pihaknya menolak untuk
mengesampingkan serangan darat dan bersumpah akan ada serangan udara
lagi. Netanyahu menegaskan Israel akan terus membombardir Jalur Gaza.
"Tidak ada tekanan internasional yang akan mencegah kami bertindak dengan segala kekuatan," kata Netanyahu.
Dia mengaku telah melakukan komunikasi dengan beberapa pemimpin dunia
dalam beberapa hari terakhir, termasuk Presiden AS Barack Obama dan
kepala pemerintahan Eropa.
Netanyahu mengklaim pesawat-pesawat
Israel dan drone telah menyerang lebih dari 1.000 sasaran di Gaza sejauh
minggu ini. Bahkan dia mengatakan "Masih akan ada sasaran lagi."
Israel, kata dia, telah menyerang Gaza sebanyak dua kali dengan yang
digunakan pada serangan terakhir pada 2012 lalu. Ia pun tak
mengesampingkan untuk melakukan serangan darat.
"Kami menimbang semua kemungkinan dan mempersiapkan segala kemungkinan," ucap dia.
Israel dilaporkan telah terkena 809 roket dan mortir dari Gaza.
Sementara tidak ada yang tewas. Menurut laporan media lokal, 9 warga
sipil Israel sejauh ini telah terluka dalam berebut untuk berlindung
setelah sirene serangan udara.
Sementara kondisi di Gaza, seperti
penuturan Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan
Kemanusiaan (OCHA), "Lebih dari 340 unit rumah di Gaza telah rusak parah
atau hancur Akibatnya, lebih dari 2.000 orang telah mengungsi". (Ans)
Al-Qaidah Bunuh Warga Yaman Sebab Dituding Tukang Sihir
Yaman - Orang
bersenjata diduga dari Al-Qaida membunuh seorang pria Yaman di Provinsi
Hadramaut kemarin setelah menuduhnya sebagai tukang sihir dan
menerapkan ilmu hitam, yang dilarang dalam Islam, kata seorang pejabat
lokal. Hussein al-Jaafari ditembak mati saat dia meninggalkan rumahnya di
Kota Tarim, selatan Yaman, dan meninggal di tempat kejadian, jelas
pejabat itu, seperti dilansir situs Globalpost.com, Sabtu (12/7).
Korban dituduh mempraktikkan ilmu sihir dan ilmu hitam. Tersangka
pembunuhnya diduga para anggota gerilyawan dari Al-Qaidah di Semenanjung
Arab (AQAP).
AQAP aktif di selatan dan timur Yaman, setelah mengambil keuntungan
dari runtuhnya pemerintah pusat selama pemberontakan 2011 yang
menggulingkan veteran orang kuat di Yaman, Ali Abdullah Saleh.
AQAP dianggap oleh Washington sebagai afiliasi paling berbahaya dari
jaringan jihad karena perannya dalam serangan yang gagal terhadap
Amerika Serikat.
Selain meluncurkan serangan biasa pada pasukan keamanan, AQAP juga
telah membunuh beberapa orang yang dituduh sebagai tukang sihir atau
warga diduga pelaku homoseksual, berdasarkan Hukum Islam.
Menara Eiffel Jadi Target Serangan Al-Qaidah
Jum'at, 11 Juli 2014
Menara
Eiffel dilihat dari Champ-de-Mars. Sejak awal abad ke-20, menara ini
telah digunakan untuk transmisi radio. Hingga 1950-an, sebuah kumpulan
kabel menara membentang dari pertemuannya hingga berakhir di Avenue de
Suffren dan Champ de Mars. id.wikipedia.org
Paris,
– Menara Eiffel, Museum Louvre, dan setidaknya satu tujuan wisata
budaya populer lainnya di Prancis telah menjadi sasaran teroris. Dalam
laporan yang diterbitkan di harian Le Parisien pekan ini disebutkan serangan yang terjadi pada Juni 2013 berhasil dilumpuhkan Dinas Intelijen Prancis.
Seperti dikutip Los Angeles Tiimes, Le Parisien
menyatakan teroris juga diduga menargetkan bar dan klub malam di
Prancis. Tak hanya itu, ia juga menargetkan Festival d’Avignon, yakni
acara budaya tahunan bergengsi yang menampilkan teater dan musik klasik.
Rincian lain menyebutkan Ali--sang teroris--juga menargetkan fasilitas
nuklir dan bandara.
Teroris itu diketahui sebagai warga negara
Aljazair yang telah tinggal di Vaucluse, selatan Prancis. Di sana, pria
29 tahun itu bekerja di toko daging. Ia dilaporkan terkait dengan
anggota tingkat tinggi dari kelompok militan yang terkait Al-Qaidah
(AQIM), yakni sebuah kelompok anti-pemerintah Aljazair.
Pemboman Tewaskan 26 Orang Di Irak
Jumat, 11 Juli 2014
ilustrasi Anggota Pasukan Operasi Khusus Irak
mengambil posisi saat bentrok dengan kelompok Negara Islam Irak dan
Mediterania (ISIL) yang terkait dengan Al-Qaeda di Ramadi, Irak, Kamis
(19/6). (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/ox/14.)
Ramadi,
Irak - Sebanyak 26 orang tewas dalam bentrokan dan
pemboman di Provinsi Anbar di Irak Barat pada Jumat, kata satu sumber
medis dan polisi provinsi.
Bentrokan sengit meletus sekitar tengah malam antara pasukan keamanan dan gerilyawan, termasuk mereka yang memiliki hubungan dengan "Negara Islam" (IS), kelompok sempalan Al Qaida, di Ibu Kota Provinsi itu --Ramadi, dan sekitarnya, sekitar 110 sebelah barat Ibu Kota Irak, Baghdad, kata sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya-- kepada Xinhua.
Gerilyawan meledakkan satu stasiun polisi, dan merebut satu stasiun polisi lagi serta menghancurkan beberapa kendaraan polisi di kota itu, kata sumber tersebut tanpa memberi perincian lebih lanjut.
Secara terpisah, helikopter bermeriam militer Irak menggempur posisi gerilyawan di Kota Haditha, sekitar 200 kilometer di sebelah baratlaut Baghdad, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam. Sebanyak delapan tersangka gerilyawan tewas dan tiga kendaraan mereka hancur, kata sumber tersebut.
Sementara itu, tujuh orang tewas, termasuk seorang anak kecil, dan 11 orang lagi cedera, termasuk lima anak kecil dan empat perempuan, dalam pemboman mortir dan artilei terhadap beberapa permukiman di Kota Fallujah, yang dikuasai gerilyawan, kata satu sumber rumah sakit kepada Xinhua.
Irak telah menyaksikan kondisi keamanan terburuknya, yang meletus satu bulan lalu, ketika gerilyawan fanatik bersenjata, yang dipelopori oleh "Negara Islam", melancarkan serangan mengejutkan sehingga menjadi bencana bagi pasukan keamanan Irak dan jatuhnya banyak wilayah Irak Utara dan Barat.
Bentrokan sengit meletus sekitar tengah malam antara pasukan keamanan dan gerilyawan, termasuk mereka yang memiliki hubungan dengan "Negara Islam" (IS), kelompok sempalan Al Qaida, di Ibu Kota Provinsi itu --Ramadi, dan sekitarnya, sekitar 110 sebelah barat Ibu Kota Irak, Baghdad, kata sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya-- kepada Xinhua.
Gerilyawan meledakkan satu stasiun polisi, dan merebut satu stasiun polisi lagi serta menghancurkan beberapa kendaraan polisi di kota itu, kata sumber tersebut tanpa memberi perincian lebih lanjut.
Secara terpisah, helikopter bermeriam militer Irak menggempur posisi gerilyawan di Kota Haditha, sekitar 200 kilometer di sebelah baratlaut Baghdad, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam. Sebanyak delapan tersangka gerilyawan tewas dan tiga kendaraan mereka hancur, kata sumber tersebut.
Sementara itu, tujuh orang tewas, termasuk seorang anak kecil, dan 11 orang lagi cedera, termasuk lima anak kecil dan empat perempuan, dalam pemboman mortir dan artilei terhadap beberapa permukiman di Kota Fallujah, yang dikuasai gerilyawan, kata satu sumber rumah sakit kepada Xinhua.
Irak telah menyaksikan kondisi keamanan terburuknya, yang meletus satu bulan lalu, ketika gerilyawan fanatik bersenjata, yang dipelopori oleh "Negara Islam", melancarkan serangan mengejutkan sehingga menjadi bencana bagi pasukan keamanan Irak dan jatuhnya banyak wilayah Irak Utara dan Barat.
Jakarta
- Kelompok gerilyawan yang menamakan diri sebagai Negara Islam Irak dan
Suriah, ISIS, terus melancarkan serangannya. Seperti dikutip Fox News,
Kamis, 10 Juli 2014, mereka terus menghancurkan tempat-tempat ibadah
seperti masjid atau gereja di seluruh wilayah Irak dan Suriah. Bahkan,
mereka diyakini sudah mendekati Kota Mekah di Arab Saudi.
ISIS juga disebut sudah mulai mengarahkan target serangannya ke tempat
suci bagi seluruh umat Islam di dunia. Mereka pun menyatakan tidak ragu
untuk menghancurkan Kabah karena dianggap melenceng dari ajaran agama
Islam. Soalnya, ISIS menilai jika umat Islam mendatangi Kabah bukan
untuk beribadah, melainkan menyentuh kiblat salat orang muslim di dunia.
Serangan ISIS pun sudah berhasil merebut kota-kota di Irak, termasuk
Mosul, salah satu kota besar. Mereka pun terus memperluas wilayah
cengkeramannya ke perbatasan Irak dengan Suriah. Beberapa ahli
mengatakan pemerintah Yordania, Turki, dan Arab Saudi sudah memberikan
perhatian khusus terhadap ISIS.
"Kecenderungan yang ikonis dari kelompok ISIS cukup ekstrem," kata
Profesor Carl W. Ernst, pakar keagamaan dari University of North
Carolina. Dia menyatakan isu penghancuran Kabah itu sesuatu yang
mengejutkan, tetapi bukan hal baru. Dia mengatakan pada abad ke-10,
Qarmatis, kelompok ekstrimis Syiah, pernah menguasai Mekah dan membakar
Kabah.
"Tapi jika ISIS betul-betul mencoba menghancurkan Kabah, maka
mereka akan memiliki posisi yang luar biasa," ujar Ersnt.
Profesor
Muhammad Ali dari University of California Riverside menyatakan ISIS
tidak mendapatkan dukungan sedikit pun di wilayah Timur Tengah meski
beranggotakan ribuan orang. Menurut dia, kelompok Sunni dan Syiah di
Timur Tengah tidak satu pun yang sependapat dengan aksi yang dilakukan
ISIS.
"Para pemimpin Sunni dan Syiah tidak sedikit pun mendukung ideologi dan
aksi penghancuran mereka," kata Ali. Menurut dia, tujuan ISIS untuk
membangun kekhalifahan baru dianggap mustahil untuk diwujudkan. "Tidak
mungkin karena dunia muslim sudah terbagi oleh negara dan orientasi
politik," katanya.
Dubes Palestina: Solusi Dua Negara yang Terbaik
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi di kedubes Palestina, Jakarta (7/7).
Jakarta,
- Nasib perundingan damai Israel-Palestina kian tidak menentu setelah
eskalasi kekerasan meningkat menyusul tewasnya tiga remaja Israel yang
diikuti tewasnya remaja Palestina, pekan lalu. Duta Besar Palestina
untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, mengatakan warga Palestina masih
menunggu perundingan damai dan solusi agar kedua negara, yaitu Israel
dan Palestina, hidup berdampingan sebagai negara merdeka.
Tapi
Mehdawi mengingatkan, jika aksi kekerasan tidak mereda, bukan tidak
mungkin rakyat Palestina menjadi marah dan situasinya semakin tak
terkendali. Berikut ini petikan wawancara wartawan Tempo Natalia Santi, Rosalina, Atmi Pertiwi, dan fotografer Wisnu Agung Prasetya dengan Mehdawi di kantornya di Jakarta, Senin lalu.
Bagaimana prospek perundingan damai Israel-Palestina di tengah aksi kekerasan yang terus berlanjut di sana?
Proses
perdamaian kembali menghadapi dilema. Kami ingin meneruskan
perundingan, tapi di sisi lain Israel terus membangun permukiman. Kami
berusaha menyuntikkan harapan, tapi tidak ada niat nyata dari pihak
Israel. Kami katakan kepada mereka, kami tidak bisa hanya kembali duduk
berbicara, kecuali tahu persis apa yang akan dibahas. Tapi Israel terus
membangun permukiman. Ini membuat frustrasi.
Apakah kegagalan perundingan ini juga akibat adanya pemerintahan bersatu Palestina?
Anda
tahu, sudah lama Presiden Mahmud Abbas ingin membentuk pemerintahan
baru berdasarkan pemilihan. Kami tahu tidak akan mendapatkan
pemerintahan tanpa pemilihan yang diikuti semua pihak. Kendalanya,
secara geografis, kami masih terjepit antara Gaza dan Tepi Barat. Tapi
perkembangan di kawasan membantu persatuan kami. Pemerintahan baru di
Mesir membawa dampak positif, membawa Hamas kembali pada kami. Rakyat
Palestina bisa mengkonsolidasi kepentingan nasional.
Jadi, kini
kami punya pemerintahan yang punya dua mandat saja. Pertama,
mempersiapkan pemilu mungkin pada Januari dan Februari nanti. Kedua,
pemerintahan sekarang juga harus memperbaiki Gaza. Banyak dana yang
dijanjikan untuk merekonstruksi Gaza belum dapat digunakan karena
situasi sekarang ini.
Israel seharusnya gembira karena dulu
mereka mengaku bingung harus bernegosiasi dengan siapa. Kami berhasil
meyakinkan Amerika Serikat dan Uni Eropa, semua orang. Tapi itu biasa,
ketika Israel tidak menemukan alasan, mereka mencari-cari sesuatu yang
memprovokasi.
Apakah yang sebenarnya terjadi dengan hilangnya tiga remaja Israel itu, yang kemudian menjadi alasan Israel menyerang Gaza?
Tepi
Barat terbagi menjadi tiga wilayah, A, B, dan C. A adalah wilayah yang
kendali atas seluruh keamanan dan administrasinya dimiliki sepenuhnya
oleh pemerintah Palestina. Di wilayah B, kami hanya memiliki kekuasaan
administratif. Dan di wilayah C, kami tidak punya kendali apa pun.
Wilayahnya berupa kampung, dataran tinggi, banyak lahan pertanian,
berbukit-bukit.
Di sinilah peristiwa (penculikan tiga remaja
Israel) itu terjadi. Kami tidak tahu siapa yang melakukannya. Mereka
(Israel) mengklaim Hamas, tapi tidak ada bukti. Lagi pula, untuk apa
kami lakukan itu? Dalam pencarian, tentara Israel membombardir Gaza, 15
warga Palestina tewas dan 500 orang ditangkap selama dua minggu
terakhir. Sebagian besar anak-anak. Salah satunya, Abu Khder, ditangkap
di rumahnya, dipukuli, dan kita tahu apa yang terjadi selanjutnya:
mulutnya disumpal obor dan dibakar hidup-hidup.
Di permukiman
tersebut, di seluruh Tepi Barat, pemukim Israel bertumpang-tindih dengan
warga Palestina. Jumlahnya tidak sedikit: 500 ribu. Dan Anda harus
tahu, sebagian besar pemukim adalah tentara Israel, yang menyimpan
senjatanya di rumah.
Pemukim itu seperti gerombolan, dan
keberadaan mereka di Tepi Barat membuat warga kami panik. Presiden Abbas
minta perlindungan dari Sekjen PBB Ban Ki-moon. Ini situasi yang rapuh.
Kami mengharapkan keterlibatan internasional.
Bukankah Israel sudah membentuk komite independen untuk menyelidiki insiden itu?Banyak
yang menyaksikan peristiwa itu. Tapi kami tahu, Israel tidak akan
mengadili siapa pun. Di masa lalu, ratusan warga Palestina ditembak mati
Israel. Tidak ada yang diadili.
Setelah Israel menemukan jenazah ketiga remaja, pekan lalu, apakah ke-500 Palestina yang ditangkap dilepaskan?
Tidak
ada. Tidak ada tuduhan yang jelas. Dan mereka tidak dibebaskan. Bahkan
mereka yang sudah dibebaskan sebagai kesepakatan dalam perundingan damai
dijebloskan lagi ke penjara. Mereka juga punya hukum yang lebih keras.
Jika satu anggota keluarga Palestina diduga melakukan kesalahan, mereka
akan mengebom rumahnya. Mereka menghancurkan semua terowongan. Mereka
menghukum seluruh desa. Bahkan apartheid juga tidak seperti ini.
Di Jumat pertama Ramadan, semua yang berusia di bawah 50 tahun dilarang
ke Masjid Al-Aqsa. Padahal, sebagai umat muslim yang sedang beribadah,
semua orang, berapa pun usianya, ingin melakukan salat Jumat di Masji
Al-Aqsa. Tindakan-tindakan seperti ini memprovokasi warga Palestina dan
membawa konsekuensi yang serius.
Kami memperingatkan, ini akan
membawa pada situasi yang sulit. Israel harus mematuhi hukum
internasional dan seruan internasional. Bukan karena orang sibuk di Irak
dan Suriah, lalu masalah Palestina menjadi tidak penting.
Orang-orang harus hati-hati, konflik Palestina tidak dibatasi negara.
Warga Palestina masih menunggu hasil perundingan damai, adanya solus dua
negara. Tapi kalau orang-orang kami mulai khawatir akan teror dan
intimidasi, dan tidak percaya lagi pada perundingan damai, reaksi kami
bisa di luar kendali. Sejauh ini, Presiden Abbas dan pemimpin kami
berusaha keras mengendalikan situasi. (ketika wawancara dilakukan, belum
terjadi pertempuran Hamas-Israel)
Apakah masih ada harapan perundingan damai dengan Israel dilanjutkan?
Kami
semua khawatir. Kami hidup di situasi ini dan kami tahu pembangunan
permukiman menghancurkan semua kemungkinan digelarnya perundingan damai.
Apa saja bisa terjadi. Soal keinginan politik, untungnya, masih ada
Amerika Serikat dan politik internasional, yang masih membujuk Israel.
Tapi kalau situasi ini masih terus berlangsung, akan jadi apa?
Konfrontasi lagi? Saya kira tidak. Kami Palestina sudah belajar banyak
di masa lalu.
Satu negara dengan kehidupan demokratis, apakah
kita sebut Palestina atau apa saja. Solusi dua negara adalah yang
terbaik bagi kami. Sayangnya, pada prakteknya, ini bukan pilihan.
Pemerintah di Israel saat ini tidak mendukung kami dan tidak ada cukup
tekanan dari Amerika Serikat.
Apa yang bisa dilakukan Indonesia bagi perjuangan Palestina?
Apa
saja. Apa saja yang dikatakan Indonesia diperhatikan (oleh dunia
internasional). Karena Anda berbicara dalam konstituen yang besar.
Ketika Indonesia menyatakan sesuatu, itu bukan hanya bicara bagi
Indonesia sendiri, tapi juga mewakili muslim di seluruh dunia.
Ketika ada kasus kartun di Denmark, ketika ada gagasan penghapusan
sebutan “wilayah okupasi Yerusalem” menjadi Yerusalem saja, Indonesia
salah satu yang punya moral politik untuk berseru, tidak hanya bagi
Indonesia, tapi juga bagi gerakan Non-Blok yang beranggotakan 66 negara.
Indonesia harus menunjukkan kepemimpinannya.
Dalam soal
Masjid Al-Aqsa, banyak warga Indonesia yang datang ke sana menyatakan
“Al-Quds Haqquna”, warga Indonesia percaya Yerusalem dekat dengan
mereka. Di sini Indonesia bisa berkontribusi. Lebih dari itu, kami perlu
pembangunan kapasitas, pelatihan. Yang paling penting, menurut saya,
pariwisata. Kami berharap tahun ini akan ada 100 ribu warga Indonesia
berkunjung ke Palestina. (Tempo.com)
Benarkah Mujahidin Khilafah Akan Menghancurkan Ka’bah?
Rifki untuk Al-Mustaqbal Channel
Operasi intelijen musuh-musuh Islam
nampaknya kian kentara dalam melakukan pembusukan terhadap mujahidin
Daulah Islamiyah Iraq dan Syam yang belum lama ini mendeklarasikan
Khilafah.
Sejumlah media mainstream
beberapa hari lalu sempat mengangkat pemberitaan bahwa ISIS akan
menghancurkan Ka’bah. Amat disayangkan, beberapa media ‘berlabel Islam’
dengan latah ikut memberitakan tanpa melakukan kroscek.
“Seorang petinggi negara Islam Irak dan
Suriah (ISIS) dikabarkan telah melontarkan ancaman lewat akun
Twitter-nya. Petinggi ISIS bernama Abu Turab Al Mugdassi itu mengancam
organisasinya akan menghancurkan kota suci umat Islam sedunia, Mekkah,
di Arab Saudi,” seperti ditulis Kompas, Kamis (3/7/2014).
Sumber pemberitaan tersebut berasal dari sebuah akun dengan foto profile bendera tauhid yang identik dengan Khilafah Islamiyah.
“Orang- orang pergi ke Mekah untuk
menyentuh (tabaruk) batu, bukan karena ibadah kepada Allah, demi Allah
jikalau kami berhasil menaklukkan Mekah akan kami hancurkan ka’bah.”
“Dalam waktu dekat –Insya Allah- dengan
komando Syaikh Abu Bakar Al-Baghdady, akan kami bunuh para penyembah
batu, dan kami hancurkan ka’bah, karena menjadi sesembahan selain
Allah.”
“Maka jikalau, jawabanmu, (ke Mekkah )
karena Allah maka hal itu tidak mengapa, namun jikalau jawabanmu, karena
batu, maka ini sangat kuat engkau seorang musyrik, pantas dibunuh.”
Demikian tertulis dalam akun twitter Abu Turob Al-Maqidisi.
Setelah melakukan penelusuran, ternyata
sosok Abu Turob Al-Maqdisi diduga kuat sebagai agen intelijen yang
sedang melakukan operasi pembusukan, yakni dengan merusak citra Khilafah
Islamiyah di tengah Umat Islam.
“Waspadalah terhadap munafiq bodoh Abu Turab Al maqdisi, memperburuk citra Daulah, singkap kejahatannya!
Semakin dekatnya pasukan Khilafah
Islamiyah terhadap Yordania dan Negeri Alu Salul (Saudi), Antek- antek
Alu Salul saat ini menjadi pengecut, mereka berusaha menyamar menjadi
nama & akun sebagai pendukung Khilafah, kemudian menakut- nakuti
manusia dan mengkafirkan serta mengumpat mereka, sehingga membuat orang-
orang takut dan mengatakan ini “manhaj yang mengancam serta menyimpang,
sebagaia contoh kalb (anjing, red.) yang menamakan dirinya
dengan Abu Turab Al-Maqdisi,- semoga Allah membinasakannya dan
ditimpakkan kepadanya penyakit kanker pada lisannya-,“ demikian imbauan
dari sebuah forum jihad Internasional.
Salah seorang anggota dalam forum jihad
internasional itu berkomentar bahwa itu merupakan ulah intelijen untuk
mencitrakan bahwa Khilafah mengkafirkan seluruh kaum Muslimin (takfiri).
“Mereka itulah sebenarnya para intelejen
dari Yordania dan Saudi, mereka sengaja menggambarkan bagi muslimin,
bahwa Daulah Islam mengkafirkan muslimin, para ulama, masyayikh, dan
mukhalifnya ( orang yang menyelisihinya). Semoga Allah melaknatnya,”
kata ‘Adhu ‘Arabi, salah satu anggota forum.
Akhirnya, kebenaran pun tersingkap. Abu
Turob Al-Maqidisi bukanlah mujahidin Daulah Islamiyah, apalagi seorang
komandan. Ia diduga anggota intelijen, sebagaimana terungkap melalui
akun twitternya sendiri.
“Di sini anjing mata-mata Abu Turab,
mengungkap jati dirinya sendiri karena kicauan twitter pertamanya, dan
atas karunia Allah, ia lupa menghapus, sekarang ia datang menyamar
sebagai pendukung/anggota Khilafah Islamiyah (ISIS) lalu mengkafirkan
dan menakut- nakuti manusia” demikian sebagaimana dilampirkan foto
dibawah ini.
Semoga umat Islam bisa mengambil
pelajaran untuk mewaspadai siapa saja yang mengaku mendukung Khilafah
Islamiyah namun bertindak ekstrim di jejaring sosial. Sebab kemungkinan
hal serupa sebagaimana di atas juga terjadi di negeri ini.
Pembaca pun harus semakin cerdas
mengingat meningkatkatnya opini media yang menyoroti kekerasan, sikap
ekstrim, takfiri dan tuduhan buruk lainnya yang selama ini dituduhkan
terhadap Khilafah Islamiyah. [AW/AH/Panjimas.com]
Nazaret,- Hasil penelitian Pusat Penelitian
Politik dan Strategi “Javi” di Universitas Barailan, Tel Aviv, merilis
data yang cukup mengejutkan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan
adanya warga muslim di internal pasukan Israel sejak berdirinya negara
ini pada tahun 1948.
Pasukan Israel yang berasal dari warga Arab sudah ada sejak berdirinya Israel. Mereka memanfaatkan warga Arab dalam pos keamanan yang saat itu diterima di sejumlah pemukiman Israel.
Salah satu pimpinan Arab di pasukan Israel adalah jenderal Yusuf Tarumbaldur. Dia saat itu menjadi simbol pengorbanan membela negara untuk memperlihatkan loyalitasnya kepada negara Israel.
Penelitian menyebutkan tentara dan perwira Arab menunaikan tugasnya di internal pasukan Israel berlandaskan slogan yang ditanamkan gerakan zionis pada jiwa minoritas Arab di internal Israel. Yaitu moral melakukan pembelaan.
Setiap tentara atau perwira yang rela dengan sebuah negara yang menaunginya itu wajib membelanya dari serangan musuh dari Arab maupun lainnya. Seorang tentara Israel dari warga Arab merupakan warga Israel kelas satu. Ia memiliki status sosial, ekonomi, dan identitas baru Israel.
Terus Bertambah
Penelitian menyebutkan prosentase kaum muslimin bertambah secara bertahap sejak tahun 1948 sampai tahun 1956. Jumlah mereka makin meningkat pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Jumlah tertinggi di awal tahun 2008. Prosentasenya saat ini mencapai 19 % dari keseluruhan penduduk Israel.
Warga Arab terkonsentrasi di kawasan Galil dan Mutsalas. Pihak Israel memberikan identitas keagamaan khusus bagi mereka. Israel juga memberikan pendidikan dan memelihara identitas asal mereka.
Data menyebutkan pasukan perang Israel mencakup 12 ribu warga muslim. Sebanyak 1.120 orang berasal dari Mesir.
Riset: Ribuan Muslim Jadi Tentara Israel
Rabu, 01 Agustus 2012
Pasukan Israel yang berasal dari warga Arab sudah ada sejak berdirinya Israel. Mereka memanfaatkan warga Arab dalam pos keamanan yang saat itu diterima di sejumlah pemukiman Israel.
Salah satu pimpinan Arab di pasukan Israel adalah jenderal Yusuf Tarumbaldur. Dia saat itu menjadi simbol pengorbanan membela negara untuk memperlihatkan loyalitasnya kepada negara Israel.
Penelitian menyebutkan tentara dan perwira Arab menunaikan tugasnya di internal pasukan Israel berlandaskan slogan yang ditanamkan gerakan zionis pada jiwa minoritas Arab di internal Israel. Yaitu moral melakukan pembelaan.
Setiap tentara atau perwira yang rela dengan sebuah negara yang menaunginya itu wajib membelanya dari serangan musuh dari Arab maupun lainnya. Seorang tentara Israel dari warga Arab merupakan warga Israel kelas satu. Ia memiliki status sosial, ekonomi, dan identitas baru Israel.
Terus Bertambah
Penelitian menyebutkan prosentase kaum muslimin bertambah secara bertahap sejak tahun 1948 sampai tahun 1956. Jumlah mereka makin meningkat pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Jumlah tertinggi di awal tahun 2008. Prosentasenya saat ini mencapai 19 % dari keseluruhan penduduk Israel.
Warga Arab terkonsentrasi di kawasan Galil dan Mutsalas. Pihak Israel memberikan identitas keagamaan khusus bagi mereka. Israel juga memberikan pendidikan dan memelihara identitas asal mereka.
Data menyebutkan pasukan perang Israel mencakup 12 ribu warga muslim. Sebanyak 1.120 orang berasal dari Mesir.
Mereka bergabung atas dasar keinginan mereka setelah mereka eksodus
ke Israel. Para pemuda Mesir yang bekerja di militer Israel disebut
sebagai tentara yang paling loyal dan serius bekerja. Mereka mendapatkan
gaji bulanan sekitar 4000 sampai 4500 shekel.
Para perwira dan tentara Arab Israel menunaikan kewajiban mereka sejak sejarah pendirian negara Israel. Usai perang 1967, Presiden Golda Meir memberikan tanda penghormatan kepada para perwira dan pasukan Israel dari kaum muslimin Arab atas keberanian dan kepahlawanan mereka.
Para perwira dan tentara Arab Israel menunaikan kewajiban mereka sejak sejarah pendirian negara Israel. Usai perang 1967, Presiden Golda Meir memberikan tanda penghormatan kepada para perwira dan pasukan Israel dari kaum muslimin Arab atas keberanian dan kepahlawanan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar