Senin, 24 November 2014

Naikkan Harga BBM Bersubsidi, Ini Pasal Undang-undang yang Dilanggar Jokowi


Sejumlah massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (21/11/2014).
Jakarta – WARA,
Dua organisasi mahasiswa muslim di Indonesia mendesak Presiden Joko “Jokowi” Widodo mencabut kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab dinilai mereka, kebijakan tersebut tak sejalan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 Tentang APBN-P.

”Harus dilihat kembali bahwa di APBN yang sudah disetujui DPR pasti telah dianggarkan mengenai subsidi. Tapi pada kenyataannya subsidi untuk BBM justru dipangkas, bahkan pemerintah tidak membicarakan dengan DPR terlebih dahulu,” kata Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jabodetabek, Zulkarnain Bagariang, dalam keterangannya diterima Tribun, Minggu (23/11/2014).

Karenanya, ungkap Zulkarnain, sesuai instruksi seluruh 20 Badko dan 200 cabang HMI di Indonesia, pihaknya menolak kebijakan pemerintah Jokowi dan Jusuf Kalla menaikan harga BBM bersubsidi.

Selain itu, kata Zulkarnain pihaknya juga menuntut pemerintah memberantas mafia migas yang menguasai jalur perdagangan migas.

Sementara Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia (KAMMI) meminta agar tiga menteri di kabinet Jokowi bertanggungjawab atas kenaikkan harga BBM bersubsidi. Salah satunya adalah Menteri ESDM Sudirman Said.

”Mereka tak berfikir penderitaan rakyat,” kata Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI, Romidi.

Selain Sudirman Said, KAMMI juga mendesak Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menko Perekonomian Sofyan Djalil ikut bertanggung jawab atas kenaikan harga BBM bersubsidi senilai Rp2.000 per liter.

”Kenaikan BBM ini adalah tanggung jawab mereka. Sehingga mereka, Rini Soemarno, Sudirman Said dan Sofyan Djalil semestinya harus diturunkan jadi menteri,” imbuhnya. (TRIBUNNEWS.COM)

Minggu, 23 November 2014

Pemuda Disabet Katana Geng Motor, Usus Terburai


Ilustrasi

Jakarta - WARA,
Seorang pemuda mengalami kritis akibat dianiaya oleh kelompok geng motor di Jalan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Minggu, 23 November 2014, sekitar pukul 01.30 WIB.

”Saat ini, korban sedang dirawat di RS Fatmawati dan masih dalam keadaan kritis,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto.

Rikwanto menjelaskan, penganiayaan terhadap pria yang diketahui bernama Nur Zaman, 30, itu terjadi saat korban ýmelintas di lokasi dihadang oleh sekelompok pengendara motor yang berjumlah sekitar 10 sepeda motor. Dari keterangan korban, dari beberapa motor ada yang berboncengan lebih dari dua orang.

Dalam pengakuannya, korban sempat melakukan perlawananý. Namun, pelaku malah menyabetkan senjata tajam mirip katana ke perut korban. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka tusuk di bagian perut hingga ususnya terburai.

”Pelaku juga melakukan penodongan menggunakan senjata tajam kepada pengguna jalan lainnya,” ujar Rikwanto.

Tak terima dengan ulah sekelompok orang itu, warga lain yang melintas di jalan tersebut ikut melakukan perlawanan. Bukannya melarikan diri, malah membuat onar kepada para warga sekitar di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu hingga lampu merah Pertanian.

Kanit Reskrim Polsek Pasar Minggu, AKP Murgianto, menjelaskan, atas kejadian tersebut seorang korban mengalami luka dan dirawat. Sementara itu, untuk pelaku masih dalam pengejaran. “Kondisi korban masih dirawat,” katanya. (VIVAnews)

Polisi Buru Geng Motor yang Bikin Onar di Pasar Minggu


Geng motor itu menggunakan pedang katana dan menyerang para remaja.
Apel siaga Polda Metro Jaya hadapi geng motor (ANTARA/ Ujang Zaelani) (ANTARA/ Ujang Zaelani)
Jakarta – WARA,
Aksi kejahatan geng motor kembali terjadi di Jakarta, tepatnya di Jalan H. Nur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kejadian tersebut terjadi pada Minggu 23 November 2014 dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto, akibat aksi brutal geng motor yang bejumlah 10 motor ini, seorang warga bernama Nur Zaman (30) mengalami luka yang cukup parah.

”Para geng motor itu mengeluarkan pedang yang biasa dipakai samurai dan menyerang remaja-remaja yang ada di Jalan H. Nur,” ujar Rikwanto, Minggu 23 November 2014.

Rikwanto mengatakan, dari keterangan saksi mata, aksi geng motor ini awalnya membuat keributan di daerah tersebut. Ada salah seorang warga yang mencoba melakukan perlawanan.

Namun, perlawanan dari warga tersebut sia-sia, karena beberapa orang dari geng motor tersebut  tidak mempan dengan senjata tajam. “Akhirnya terjatuh lah korban dari warga atas nama nama Nur Zaman,” imbuhnya.

Kemudian, lanjut Rikwanto, setelah ada jatuh korban dari warga, para geng motor tersebut menyerang remaja-remaja lainnya yang bergerombol di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu.

”Penyerangan itu juga berlanjut hingga lampu merah Kementerian Pertanian,” katanya

Selain melakukan penyerangan, kata Rikwanto, para anggota geng motor ini juga melakukan penodongan menggunakan senjata tajam kepada pengguna jalan lainnya. Hal ini terjadi hingga ini pukul 02.50 WIB dini hari.

”Kondisi korban sedang dalam perawatan karena luka yang cukup parah. Para pelaku juga saat ini masih dalam pengejaran,” jelas Rikwanto. (VIVAnews)

Empat Hal yang Memicu Popularitas Jokowi Turun


Presiden Joko Widodo meluncurkan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat di Jakarta

Jakarta - WARA,
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menilai terdapat empat hal yang menjadi dasar turunnya popularitas Presiden Joko Widodo di mata publik. Empat hal ini juga yang diyakini akan menjadi pemicu berbaliknya dukungan publik untuk meninggalkan Joko Widodo.

Peneliti Senior LSI, Ade Mulyana, menyebutkan keempat hal itu yakni, pertama kurangnya sosialisasi dari pemerintahan baru untuk alasan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada publik. Catatan LSI, dari survei mereka terdapat 58,45 persen publik ternyata tidak menerima alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.

Kedua, menguatnya persepsi publik terhadap dampak kenaikan harga BBM pasti akan membuat beban hidup makin bertambah. Fakta menunjukkan terjadi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok secara signifikan pasca kenaikan harga BBM.

“Survei kami mencatat ada 74,38 persen yang menyatakan bahwa kenaikan harga BBM membuat hidup mereka sulit,” ujar Ade, Minggu 23 November 2014.

Kemudian, ketiga adalah keraguan publik terhadap program kompensasi BBM yang diterapkan oleh pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sebanyak 51,63 persen publik bahkan menyatakan, mereka meragukan bahwa program kompensasi, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera, akan benar-benar dirasakan oleh masyarakat kelas bawah.

“Publik ragu bahwa rencana pengalihan subsidi yang katanya ke infrastruktur dan pelayanan publik lainnya akan sampai ke bawah. Sebab sampai saat ini kasus korupsi dan buruknya pelayanan publik membuat keraguan mereka semakin kuat,” ujarnya.

Terakhir, atau keempat adalah, kenaikan harga BBM dilakukan sebelum ada program pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang dirasakan oleh masyarakat. LSI mencatat sebesar 62,41 persen publik menyatakan bahwa hingga usai dilantik belum ada manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Sampai detik sebelum harga BBM diumumkan naik, belum ada program yang sudah terasa manfaatnya oleh masyarakat. Ini kan jadi warning bagi Jokowi, bahwa mereka bisa saja suatu saat ditinggalkan pendukungnya,” ujar Ade. (VIVAnews)

Guratan Misterius Mirip Bunda Maria Muncul di Pohon Raksasa


Gambar misterius yang diklaim mirip Bunda Maria, ibu Yesus Kristus, tampak tergurat di sebuah pohon di Iowa, Amerika Serikat ini.

Amerika Serikat - WARA,
Warga Iowa, Amerika Serikat, dihebohkan gambar misterius yang diklaim mirip Bunda Maria, ibu Yesus Kristus, tampak tergurat di sebuah pohon di Iowa, Amerika Serikat.

Warga setempat mengakui, seperti dilansir Mirror.co.uk, guratan misterius tersebut kali pertama terlihat di pohon setinggi enam kaki tersebut pada pekan lalu.

Kehebohan tersebut, segera tersebar setelah satu stasiun televisi satelit Keye Tv melaporkan kaum agamawan setempat meletakkan bung di bawah pohon tersebut.

“Kaum agamis di daerah itu meletakkan bunga tepat di bawah pohon itu, karena mereka meyakini itu penampakan Bunda Maria tengah menimang Yesus yang masih bayi,” tutur Jennifer Naylor, warga setempat.

Sementara para ilmuwan menilai, penampakan seperti itu adalah kasus pareidolia, yakni fenomena psikologis manusia berusaha menafsirkan gambar masuk akal atau ilusi mirip seperti rupanya.