Resimen Tjakrabirawa bertugas mengawal Presiden Soekarno. Sesuai standar pengamanan kepala negara, ada beberapa lapis pengamanan.
Di ring satu, menempel pada presiden adalah Detasemen Kawal Pribadi (DKP). Anggota DKP ini adalah polisi istimewa pimpinan AKBP Mangil Martowidjojo. Para anggota DKP ini telah mengawal Soekarno sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Anggota DKP menjaga hingga radius 15 meter.
"Setelah itu di ring dua ada Detasemen Kawal Chusus (DKC) yang menjaga hingga radius 50 meter. Untuk pengamanan di ring luar dan istana seperti Istana Negara, Istana Cipanas, Istana Bogor dan lainnya, ada Detasemen Kawal Kehormatan (DKK)," kata mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa Kolonel (Purn) Maulwi Saelan saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (27/9).
Untuk iring-iringan mobil kepresidenan pun tak terdiri dari banyak rombongan. Menurut Saelan, rombongan yang ringkas bisa bergerak lebih cepat.
"Biasanya ada motor sebagai vorijder, lalu jip kepresidenan, baru mobil Bung Karno. Di belakangnya ada dua jip, dari DKP dan DKC. Tak lebih dari enam mobil. Kadang jika dibutuhkan ada panser yang siap melakukan evakuasi pada presiden," kata Saelan.
Untuk di sisi jalan, pengamanan dilakukan oleh satuan teritorial setempat dari Kodam. Karena itu tak butuh terlalu banyak pasukan untuk mengawal iring-iringan rombongan Soekarno.
Jika situasi membahayakan, pengamanan tambahan pun sudah disiapkan guna mengevakuasi sang pemimpin besar revolusi. Jika di darat, Soekarno akan dimasukkan dalam panser yang siap melaju kencang. Di pelabuhan Tanjung Priok tersedia sebuah kapal cepat yang siap membawa Bung Karno ke mana saja. Demikian juga untuk evakuasi lewat udara, sebuah pesawat jetstar kepresidenan selalu siaga di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
"Yang sulit itu menahan rakyat yang ingin bersalaman dengan Bung Karno," kenang Saelan sambil tersenyum. (merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar